Jumat, 11 Juli 2014

Puisi: KUTEMUKAN HARAPAN DI MALAM NATAL

KUTEMUKAN HARAPAN DI MALAM NATAL

Langit dan bumi 
Kusiarkan kepadamu
Memang aku tersesat
Aku telah hilang, lalu

Mulanya, aku masih melihat matahari,
Tapi kemudian, aku diterbangkan angin hembus sepoi
tenggelam di lautan tanpa badai
dan kuikuti bintang gilang-gemilang
keindahan yang tiada tara
hingga mendadak terhenti
aku telah terperosok dalam jurang kelam
tertahan di antara belukar dosa
berada di tempat tak berdasar

Ah... aku tersesat
Aku telah hilang, lalu

Tapi bagiku sendiri
Ya, aku sendiri
Aku telah melakukan yang benar
Suara hatiku berkata, "itu tepat"
Lagi dia bersenandung:
Engkau manusia yang bisa hidup sebebas-bebasnya
Ini tujuan hidupmu, bukan?

Ah... aku tersesat
Aku telah hilang, lalu
Tiada harapan bagiku

Namun, di malam itu
Ada senyum bintang kejora, nun jauh di atas sana
Sunyi, lengang...

Tiba-tiba, sejumlah bala tentang sorga memuji Allah katanya:
(dinyanyikan) Kemuliaan bagi Tuhan di tempat Maha tinggi
dan sejahtralah di bumi bagi s'luruh manusia

Oh... ada harapan bagiku
Ia mencariku, mrmbawaku dan menyelamatkan aku
Yesus Kristus yang lahir itu
Membawa aku agar bersama Dia di kediaman-Nya yang kekal
Di sorga bersama-Nya selama-lamanya



by: Niat Sabda Seprianus Zega

12 Desember 2009
Lomba puisi Natal antar kelas (juara I)


Puisi buat orang tua: DISANA...

DISANA...

Ada rindu
Di bayangan guratan wajah Papa
Dalam kenangan senyum Mama
Masih hangat sebenarnya
Tapi tak ada di depan mata

Gerak-gerik gesit Papa
Membuatku tertangkap di air mata
Kerja, karsa, karya Mama
Membuat tangisku deras tak jera

Sekarang,
Terkenang aku akan uban putih kalian
Teringatlah aku akan gigi tanggal yang telah tua
Terpikir olehku tubuh lemah ditinggal muda
Terhitung olehku umur menuju senja
Tapi kini kita telah berpisah

Papa dan Mama
Aku ingin memeluk tubuh kalian
Aku ingin mencium pipi keriput kalian
Tapi kita telah berpisah
Maka aku tertangkap di air mata
Tangisku deras tak jera
Karena ada rinduku di sana...


By: Niat Sabda Seprianus Zega
29 September 2010
Puisi waktu baru datang ke Malang, Jatim.

Kamis, 10 Juli 2014

Puisi: MENGEJAR KASIH


Mengejar Kasih

Bergulung ombak laut menuju ke tepi
Terus-menerus dan tiada berhenti
Ibarat hati yang mencari kasih, terus berlari
Untuk masuk ke kasih dalam, tiada bertepi

Katanya, di sana ada kasih yang telah lama dicari
Tetapi terus menerus berlari dan tak bisa digapai
Hingga kasih itu dikejar berlari
Namun, selalu hanya sampai di tepi

Katanya, di dalam diriku ada kasih tak bertepi
Tetapi tak ada yang mengejar mencari
Hingga kasih pun tak bisa terberi
Dan hanya bisa sampai di tepi

Bukan demikian dengan kasih yang murni
Terus-menerus dikejar berlari
Terus-menerus selalu memberi
Hingga kita tidak lagi berada di tepi
Tetapi berada di samudera kasih dalam yang tiada bertepi


By: Niat Sabda Seprianus Zega


(belajar membuat puisi di Aspra SALEM 12 Februari 2011)

95 DALIL MARTHIN LUTHER (BAPA REFORMASI GEREJA)


Martin Luther's 95 Theses - 95 Dalil Luther

1. Tuhan dan Guru kita Yesus Kristus, ketika Ia mengucapkan"Bertobatlah," dan seterusnya, menyatakan bahwa seluruh hiduporang-orang yang percaya harus diwarnai dengan pertobatan.
2. Kata ini tidak boleh dimengerti mengacu kepada hukumansakramental; maksudnya, berkaitan dengan proses pengakuan dan pelepasan(dosa), yang diberikan oleh imam-imam yang dilakukan di bawah pelayananimam-imam.
3. Dan, pertobatan tidak hanya mengacu pada penyesalan batiniah;tidak, penyesalan batiniah semacam itu tidak ada artinya, kecualisecara lahiriah menghasilkan pendisiplinan diri terhadap keinginandaging.
4. Jadi, hukuman itu terus berlanjut selama ada kebencian pada dirisendiri - maksudnya, penyesalan batin yang sejati berlanjut: yaitu,sampai kita masuk ke dalam kerajaan surga.
5. Paus tidak memiliki kekuatan maupun kuasa untuk mengampunikesalahan apa pun, kecuali yang telah ia diberikan dengan otoritasnyasendiri, atau oleh peraturan.
6. Paus tidak memiliki kuasa untuk mengampuni dosa apa pun, kecualidengan menyatakan dan menjaminnya te1ah diampuni Allah; atau setidaknyaia dapat memberikan pengampunan pada kasus-kasus yang menjadi tanggungjawabnya, da1am kasus tersebut, jika kuasanya diremehkan, kesalahanakan tetap ada.
7. Allah tidak pernah mengampuni dosa apa pun, tanpa pada saat yangsama Dia menundukkan diri manusia itu, merendahkan diri da1am sega1asesuatu, kepada otoritas imam, wakilnya.
8. Peraturan pengakuan dosa hanya dikenakan pada orang yang hidupdan tidak seharusnya dikenakan pada orang yang mati; menurut peraturantersebut.
9. Oleh karena itu Roh Kudus berkarya da1am diri Paus me1akukan halyang baik bagi kita, sejauh da1am keputusannya, Paus se1a1u membuatperkecualian terhadap aturan ten tang kematian dan nasib seseorang.
10. Imam-imam bertindak salah dan tanpa pengetahuan,jika dalam kasus orang yang sekarat, mengganti hukuman kanonik dengan api penyucian.
11. Benih ilalang tentang mengubah hukuman kanonik menjadi hukuman di api penyucian tampaknya tentu saja telah ditaburkan sementara parauskup tertidur.
12. Pada mulanya, hukuman kanonik dikenakan bukan sesudah,melainkan sebe1um pengampunan, sebagai ujian untuk pertobatan mendalamyang sejati.
13. Orang yang sekarat melunasi semua hukuman dengan kematian,dianggap sudah mati sesuai hukum kanon dan mendapat hak dilepaskan darihukum kanon.
14. Kebaikan atau kasih yang tidak sempurna dari orang yang sekaratpasti menyebabkan ketakutan yang besar; dan makin sedikit kebaikan ataukasihnya, makin besar ketakutan yang diakibatkannya.
15. Rasa takut dan ngeri tersebut sudah cukup bagi dirinya sendiri,tanpa berbicara hal-hal lain, tanpa ditambah penderitaan di apipenyucian karena hal itu sangat de kat dengan kengerian keputusasaan.
16. Neraka, api penyucian, dan surga tampak berbeda seperti halnyakeputusasaan, hampir putus asa, dan kedamaian pikiran itu berbeda.
17. Jiwa da1am api penyucian, tampaknya harus seperti ini: saat kengerian menghilang, kasih meningkat.
18. Namun, hal itu tampaknya tidak terbukti dengan penalaran apapun atau ayat Alkitab mana pun, api penyucian berada di luar kebaikanseseorang atau meningkatnya kasih.
19. Hal itu juga tidak terbukti; bahwa jiwa dalam api penyucianyakin dan mantap dengan berkat mereka sendiri; mereka semua, bahkanjika kita bisa sangat yakin dengan hal tersebut.
20. Oleh karena itu Paus, ketika ia berbicara ten tang pengampunansepenuhnya dari semua hukuman, itu bukan sekadar bermakna semua dosa,melainkan hanya hukuman yang ia jatuhkan sendiri.
21. Jadi, para pengkhotbah pengampunan dosa, yang berkata bahwadengan surat pengampunan dosa dari Paus, seseorang dibebaskan dandiselamatkan dari semua hukuman, melakukan kesalahan.
22. Sebab sesungguhnya ia tidak menghapuskan hukuman, yang harusmereka bayar dalam kehidupan sesuai dengan peraturan, bagi jiwa-jiwa diapi penyucian.
23. Jika pengampunan sepenuhnya bagi semua hukuman bisa diberikankepada seseorang, sudah tentu tidak akan diberikan kepada seorang punkecuali orang yang paling sempurna - yaitu, kepada sangat sedikitorang.
24. Oleh karena itu sebagian besar orang pasti tertipu dengan janjipembebasan dari hukuman yang bersifat tidak pandang bulu dan sangatmanis itu.
25. Kekuasaan seperti itu dimiliki Paus atas api penyucian secaraumum, seperti halnya dimiliki setiap uskup di keuskupannya dan setiapimam di jemaatnya sendiri, secara khusus.
26. Paus bertindak dengan benar dengan memberikan pengampunan dosakepada jiwa-jiwa, bukan dengan kekuasaan kunci-kunci (yang tak adagunanya dalam hal ini), meLainkan dengan doa syafaat.
27. Orang yang berkata bahwa jiwa seseorang terlepas dari apipenyucian segera setelah uang dimasukkan ke dalam peti yang menimbulkanbunyi gemerencing, berkhotbah dengan gila.
28. Sudah tentu, ketika uang yang dimasukkan dalam peti menimbulkanbunyi gemerencing, ketamakan, dan keuntungan mungkin meningkat, tetapidoa syafaat gereja tergantung pada kehendak Allah semata-mata.
29. Siapa tahu apakah semua jiwa di api penyucian ingin dibebaskandarinya atau tidak, sesuai dengan cerita yang dikisahkan tentang SantoSeverinus dan Paschal?
30. Tidak ada seorang pun yang yakin tentang realita perasaanberdosanya sendiri, terlebih-lebih pencapaian pengampunan dosaseluruhnya.
31. Seperti halnya petobat sejati itu jarang, demikian juga orangyang sungguh-sungguh membeli surat pengampunan dosa itu jarang -maksudnya, sangat jarang.
32. Orang yang percaya bahwa, melalui surat pengampunan dosa,mereka dijamin mendapatkan keselamatan mereka, akan dihukum secarakekal bersama dengan guru-guru mereka.
33. Kita harus secara khusus berhati-hati terhadap orang yangberkata bahwa surat pengampunan dari Paus ini merupakan karunia Allahyang tak ternilai harganya, yang menyebabkan seseorang diperdamaikandengan Allah.
34. Sebab kasih karunia yang disalurkan melalui pengampunan inihanya berkaitan dengan hukuman untuk memenuhi hal-hal yang bersifatsakramen, yang ditentukan oleh manusia.
35. Orang yang mengajar bahwa penyesalan yang mendalam itu tidakdiperlukan oleh orang-orang yang membeli jiwa-jiwa keluar dari apipenyucian atau membeli lisensi pengakuan, tidak mengkhotbahkan doktrinKristen.
36. Setiap orang Kristen yang merasakan penyesalan yang sejati akanmendapatkan pengampunan dosa seluruhnya yang sejati dari penderitaandan rasa bersalah, bahkan meskipun tanpa surat pengampunan dosa.
37. Setiap orang Kristen sejati, entah yang hidup atau yang mati,mendapatkan bagian dalam semua berkat Kristus dan gereja yang diberikankepadanya oleh Allah meskipun tanpa surat pengampunan dosa.
38. Namun, pengampunan dosa, yang dilakukan oleh Paus, tidak bolehdipandang rendah dengan cara apa pun sebab pengampunan, seperti sayakatakan, merupakan pernyataan pengampunan dosa dari Allah.
39. Menekankan dampak pengampunan dosa yang besar dan pada saatyang sama menekankan pentingnya penyesalan yang sejati di mataorang-orang, merupakan hal yang paling sulit, bahkan juga untuk teologyang paling terpelajar sekalipun.
40. Penyesalan yang sejati mendambakan dan mencintai hukuman,sementara hadiah pengampunan dosa menjadikannya lega dan membuatmanusia membencinya, atau paling tidak memberikan kesempatan bagimereka untuk membencinya.
41. Pengampunan dosa apostolikharus dinyatakan dengan penuhhati-hati,jika tidak, orang-orang secara salah akan menduga hal itudiletakkan pada perbuatan baik kasih lainnya.
42. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa Paus tidak pernahberpikir bahwa pembelian surat pengampunan dosa dalam cara apa pun bisadibandingkan dengan karya kasih karunia.
43. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa orang yang memberikepada orang miskin, atau memberi pinjaman kepada orang yangkekurangan, berbuat lebih baik daripada jika ia membeli suratpengampunan dosa.
44. Karena, me1alui kasih, kasih meningkat, dan manusia menjadilebih baik; sementara melalui surat pengampunan dosa, ia tidak menjadilebih baik, tetapi hanya lebih bebas dari hukuman.
45. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa orang yang memandangseseorang yang kekurangan dan melewatinya, memberikan uang untukmendapatkan pengampunan dosa, tidak sedang membeli surat pengampunandosa dari Paus untuk dirinya sendiri, tetapi murka Allah.
46. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa, kecuali mereka memilikikekayaan yang berlimpah, mereka terikat untuk melakukan hal yang perluuntuk dipakai bagi keperluan rumah tangga mereka sendiri dan dengancara apa pun tidak boleh menghamburkannya untuk mendapatkan suratpengampunan.
47. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa, meskipun mereka bebasuntuk membeli surat pengampunan dosa, mereka tidak diwajibkan untukmelakukannya.
48. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa Paus, dalam memberikanpengampunan, memiliki kebutuhan lebih banyak dan keinginan lebih banyakagar doa yang tekun dinaikkan baginya, daripada uang yang sudah siapuntuk dibayarkan.
49. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa pengampunan dari Pausitu berguna,jika mereka tidak meletakkan kepercayaan mereka penyucian;tetapi paling berbahaya, jika melaluinya mereka kehilangan rasa takutmereka kepada Allah.
50. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa,jika Paus mengetahuituntutan para pengkhotbah pengampunan dosa, ia akan lebih menyukai jikaBasilika St. Petrus dibakar sampai menjadi abu, daripada dibangundengan kulit, daging, dan tulang domba-dombanya.
51. Orang-orang Kristen harus diajar bahwa, seperti halnyamerupakan kewajiban, demikian juga itu merupakan harapan Paus yang jikaperlu menjual Basilika St. Petrus dan memberikan uangnya sendiri kepadabanyak orang, yang darinya para pengkhotbah pengampunan dosa menarikuang.
52. Sia-sialah harapan untuk mendapatkan keselamatan melaluisurat-surat pengampunan dosa, bahkan sekalipun itu komisaris, tidak,bahkan Paus sendiri - harus menjanjikan jiwanya sendiri bagi mereka.
53. Orang yang, demi memberitakan pengampunan dosa, mengutukfirrnan Allah untuk meredakan ketenangan di gereja lainnya, adalahmusuh Kristus dan Paus.
54. Kesalahan dilakukan terhadap firman Allah jika, dalam khotbahyang sama, waktu yang sama atau lebih lama dihabiskan untuk membahassurat pengampunan daripada untuk membahas firman Allah.
55. Menurut pikiran Paus jika surat pengampunan, yang merupakanmasalah yang sangat kecil, dirayakan dengan satu bel, satu prosesi, dansatu seremoni; Injil, yang merupakan masalah yang sangat besar,seharusnya diberitakan dengan ratusan bel, ratusan prosesi, dan ratusanseremoni.
56. Kekayaan gereja yang menyebabkan Paus mengeluarkan suratpengampunan dosa, tidak cukup didiskusikan atau dikenal di antara umatKristus.
57. Tampak jelas bahwa kekayaan tersebut bukanlah kekayaan sementara; sebab kekayaan tersebut tidak untuk dibagikan secara gratis,tetapi hanya ditimbun oleh banyak pengkhotbah surat pengampunan dosa.
58. Kekayaan itu juga bukan kebaikan Kristus dan para Rasul; sebabtanpa peran Paus, kebaikan selalu menghasilkan kasih karunia kepadamanusia rohani; dan salib, kematian, dan neraka bagi manusia lahiriah.59. St. Lawrence berkata bahwa harta benda gereja adalahorang-orang miskin di gereja, tetapi ia berbicara menurut penggunaankata itu pada zamannya.
60. Kami tidak tergesa-gesa berbicara jika kami berkata bahwa kuncigereja, yang diserahkan melalui kebaikan Kristus, adalah kekayaan itu.61. Sangat jelas bahwa kuasa Paus pada hakikatnya sudah memadaiuntuk mengampuni hukuman dan kasus-kasus yang khusus diberikan padanya.
62. Kekayaan gereja yang sejati adalah Injil Kudus dari kemuliaan dan kasih karunia Allah.
63. Namun, kekayaan itu paling dibenci karena membuat orang yang pertama menjadi yang terkemudian.
64. Sementara kekayaan surat pengampunan dosa paling diterima karena membuat yang terakhir menjadi yang pertama.
65. Oleh karena itu kekayaan Injil adalah jala, yang pada mulanya digunakan untuk menjala orang kaya.
66. Kekayaan surat pengampunan dosa adalah jala yang sekarang digunakan untuk menjala kekayaan orang.
67. Surat pengampunan dosa, yang dipromosikan secara jelas olehpara pengkhotbah sebagai kasih karunia terbesar, dipandangsungguh-sungguh seperti itu sepanjang berkaitan dengan meningkatnyakeuntungan.
68. Namun, dalam kenyataan, surat itu tidak berarti apa-apa jikadibandingkan dengan kasih karunia Allah dan kesalehan karena salib.
69. Uskup dan imam terikat untuk menerima komisaris kepausan yang mengurusi surat pengampunan dengan segala kehormatannya.
70. Namun, mereka masih terikat untuk melihatnya dengan segenapmata mereka dan memerhatikan dengan segenap telinga mereka supayaorang-orang ini tidak mengkhotbahkan keinginan mereka sendiri, namunmengkhotbahkan apa yang diperintahkan oleh Paus.
71. Biarlah orang yang berbicara menentang kebenaran surat pengampunan dosa Paus terkucil dan terkutuk.
72. Namun, pada sisi lain, orang yang mengeluarkan segenapkemampuannya untuk menentang hawa nafsu dan penye1ewengan kebebasanpara pengkhotbah pengampunan, biarlah ia diberkati.
73. Seperti halnya Paus secara adil menghardik orang yangmenggunakan berbagai cara untuk merusak perdagangan surat pengampunan.
74. Terlebih-lebih jika ia menghardik orang yang, dengan dalihsurat pengampunan, menggunakannya sebagai alasan untuk merusak kasihkudus dan kebenaran.
75. Berpikir bahwa sur at pengampunan Paus memiliki kuasasedemikian sehingga mereka bisa membebaskan manusia bahkan jika -meskipun itu tidak mungkin - ia telah bersalah kepada Bunda Allah,merupakan kegilaan.
76. Sebaliknya, kami meneguhkan bahwa surat pengampunan Paus tidakbisa menghapuskan dosa paling remeh sekalipun, sepanjang hal ituterkait dengan kesalahannya.
77. Ungkapan yang mengatakan bahwa seandainya St. Petrus menjadiPaus sekarang, ia tidak bisa memberikan kasih karunia yang lebih besar,merupakan penghujatan kepada St. Petrus dan Paus.
78. Kami sebaliknya meneguhkan bahwa Paus saat ini atau Paus lainmana pun memiliki kasih karunia yang lebih besar yang dapat digunakanmenurut kehendaknya - yaitu, InjiI, kuasa, karunia kesembuhan, dansebagaimana tertulis (1 Korintus XII.9.)
79. Mengatakan bahwa salib yang dihiasi panji-panji kepausanmerniliki kuasa yang sama dengan salib Kristus, merupakan penghujatan.
80. Uskup, imam, dan teolog yang mengizinkan khotbah semacam itu beredar di antara umat, harus memberikan pertanggung-jawaban.
81. Khotbah mengenai surat pengampunan dosa yang tidak terkontrolini bukanlah hal yang mudah, bahkan juga bagi orang terpelajar, tidakbisa menyelamatkan Paus dari fitnah, atau, dalam semua peristiwa,pertanyaan kritis kaumawam.
82. Misalnya: "Mengapa Paus tidak mengosongkan api penyucian demikasih yang paling kudus, dan kebutuhan jiwa yang mendesak - ini menjadiyang paling benar dari semua alasan - jika ia menebus jumlah jiwa yangtidak terbatas demi hal yang paling hina, uang, untuk digunakanmembangun Basilika - ini menjadi alasan yang paling sepele?"
83. Sekali lagi: "Mengapa misa penguburan dan misa peringatan harikematian masih berlanjut, dan mengapa Paus tidak mengembalikan, ataumengizinkan penarikan dana yang diwariskan untuk tujuan ini; karena halini merupakan kesalahan untuk berdoa bagi orang-orang yang sudahditebus?"
84. Sekali lagi: "Apakah karena kesalehan yang baru kepada Allahdan Paus, maksudnya, demi uang, pejabat gereja mengizinkan orang yangtidak beriman dan musuh Allah untuk menebus jiwa-jiwa yang saleh danmengasihi Allah dari api pencucian, namun tidak menebus jiwa yang salehdan terkasih itu, berdasarkan kasih yang cuma-cuma, demi kebutuhannyajiwa-jiwa itu sendiri?"
85. Sekali lagi: "Mengapa peraturan tentang penyesalan dosa, yangsudah lama dihapuskan dan mati dalam kenyataannya karena tidakdigunakan, sekarang dipatuhi lagi dengan memberikan surat pengampunandosa, seolah-olah peraturan-peraturan tersebut masih hidup danberlaku?"
86. Sekali lagi: "Mengapa Paus, yang kekayaannya saat ini jauhlebih banyak daripada orang yang paling kaya di antara orang kaya,tidak membangun Basilika St. Petrus dengan uangnya sendiri, sebaliknyadengan uang dari. orang-orang percaya yang miskin?"
87. Sekali lagi: "Apa yang diampuni at au dianugerahkan Paus kepadaorang-orang, yang dengan penyesalan yang dalam dan sempurna, mernilikihak untuk mendapatkan pengampunan dan berkat yang sempurna?
88. Sekali lagi: "Berkat yang lebih besar apakah yang akan diterimagereja jika Paus, tidak satu kali, seperti yang ia lakukan sekarang,memberikan peng¬ampunan dosa dan berkat seratus kali sehari kepadasetiap orang yang setia dalam iman?"
89. Oleh karen a keselamatan jiwa, bukannya uang, yang dicari Pausmelalui surat pengampunannya, mengapa ia menunda surat-surat danpengampunan dosa yang diberikan sejak lama karen a keduanya sama-samamanjur?
90. Untuk menindas keberatan dan argumen kaum awam dengan kekuatansemata-mata dan tidak menyelesaikannya dengan memberikan penjelasan,berarti memberi kesempatan kepada gereja dan Paus untuk dicemoohmusuh-rnusuh mereka dan membuat orang-orang Kristen tidak senang.
91. jika, kemudian, pengampunan dikhotbahkan sesuai semangat danpikiran Paus, sernua pertanyaan ini akan diselesaikan dengan mudah -tidak, bahkan tidak akan ada.
92. Jadi, menyingkirlah, semua nabi yang berkata kepada umat Kristus, "Damai, damai," dan tidak ada damai!
93. Diberkatilah semua nabi yang berkata kepada umat Kristus, "Salib, salib," dan tidak ada salib!
94. Orang-orang Kristen harus dinasihati untuk setia mengikutiKristus Sang Kepala mereka melalui penderitaan, kematian, dan neraka.
95. Dan dengan demikian yakin untuk memasuki surga melalui penganiayaan, bukannya melalui damai sejahtera yang palsu.

Disalin dari :
John Foxe, Foxe's Book of Martyrs, Kisah Para Martir tahun 35-2001, Andi, 2001, p. 327- 335

Sekilas Entrepreneurship - PASTORPRENEUR

Pastorpreneur adalah istilah yang mengacu pada seorang Pendeta, Hamba Tuhan yang memiliki kemampuan pengetahuan berwirausaha dan inovatif dalam upaya untuk menumbuhkan gereja, pelayanan dan komunitas mereka untuk memajukan MISI KERAJAAN ALLAH.

Fungsi Pastorpreneur:
1. Insipirational (memberi inspirasi dan melihat kebutuhan untuk perubahan)
2. Transformational (membawa perubahan: mengubah pengikutnya dari "seorang biasa" menjadi para pembuat sejarah dan pelaku perubahan)
3. Instructional (bisa memberi petunjuk, langkah-langkah dan cara beraksi)
4. Motivational (memberi dorongan ketika menghadapi tantangan)

Peran Pastorpreneur:
Mendorong dan melatih generasi muda untuk menjadi penyedia lapangan pekerjaan dengan menjadi entrepreneur yang berhasil.


Senin, 19 Mei 2014

Minggu, 11 Mei 2014

Puisi: Hari Baru

Hari Baru

Kapan terakhir bercermin?
Aku sudah lupa.
Tak heran jika hilang kendali
Jeblos dalam dunia lupa diri

Bayangkan
Gelap sudah seperti terang
Lubang sudah seperti daratan
Nurani sudah tak berontak

Ketika bercermin
Wajah sudah menghitam
Bernoda, sangat buruk rupa
Tetapi kenapa baru lihat?
Oh iya, topeng indah itu
telah ditanggalkan

Izinkan aku
Mengungkapkan iba hati
Menangisi masa ku bayi
Halus, lembut, murni diri
yang kini telah pergi

Tetapi kini hari baru telah tiba
Malam telah lewat
berganti siang
Lubang kelihatan telah terseberangi.
Ini adalah kesempatan.
Tetapi jangan pernah lupa bercermin, ya.



By: Niat Sabda Seprianus Zega
12 Mei 2014__STT SALEM

Kamis, 27 Maret 2014

Drama singkat dan sederhana: Akibat Eksploitasi


DI MANAKAH NURANIMU?

Adegan I
Narrator:  Di sebuah balai desa, penduduk sedang mendengarkan ceramah dari seorang pengusaha kaya yakni, Pak Billy, yang sedang menjelaskan visinya untuk membangun desa tersebut.
Pak Billy:   (Dengan gaya yang PD dan cara persuasi yang hebat) Saudara-saudara, proyek ini pasti berhasil. Saya tahu kita semua membutuhkan kehidupan yang lebih baik. Kita butuh uang yang banyak. Dan inilah caranya. Percayalah, kalau Bpk/Ibu menyerahkan tanah ini maka Bpk/Ibu tidak akan pernah menyesal. Pertama-tama, Bpk Ibu akan bisa mendapt uang yang besar untuk penjualan kayu-kayu hutan. Desa ini juga akan menjadi desa maju dengan mal-mal besar, gedung-gedung pencakar langit dan lapangan pekerjaan sudah tersedia bagi anak-cucu kalian. Tetapi, hanya satu pilihan untuk menyukseskan program ini. Serahkanlah tanah ini dengan sukarela. Setuju!!!??
Nampak warga manggut-manggut. Kemudian bubar.

Adegan II
Narrator: Esoknya di suatu petang, di pojok desa. Sebuah keluarga sederhana yakni Pak Sukir, Bu Sukir dan anak semata wayang mereka, Ina, masih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. (sambil pemeran masuk masuk).
Bu Sukir:    (beres-beres) Ina! Ina! Tolong panggil Papamu. Makan malam sudah siap. (sambil membawa talam dengan ubi/nasi, piring, gelas, air dan sendok di atasnya).
Ina:             (melongok keluar memanggil papanya yang masih asyik bekerja. Dia teriak karena Papanya agak jauh) Iya, Ma! Papa! Makan malam sudah siap! (Ina membawa sebuah gayung berisi air untuk mencuci tangan Papanya).
Pak Sukir:   (mengakhiri pekerjaannya, membereskan alat-alatnya, dia berjalan menuju rumah sambil memanggul pacul. Lalu, dia mencuci tangannya yang telah disodorkan oleh Ina. Mereka kemudian makan bersama)

Terjadilah dialog di antara mereka.

Bu Sukir:    Bagaimana, Pak? Apakah kita akan menyerahkan tanah kita? Sepertinya perkataan pengusaha itu ada baiknya (sambil memasukkan makanan ke mulutnya).
Pak Sukir:   (menghela napas panjang dan dengan suara berat mengandung kemarahan) Itu sangat tidak mungkin, Ma. Saya tahu apa maksud mereka. Mereka ingin mengeruk keuntungan yang sebanyak-banyak bahkan hendak memeras kita. Desa ini akan jadi apa kelak tanpa hutan dan sawah yang dikaruniakan Tuhan. Dan mereka ingin menghancurkan itu. Anak-cucu kita akan menjadi budak perusahaan pengeruk keuntungan di tanah mereka sendiri.
Ina:             Jadi, Papa tidak akan menyerahkan tanah kita? (dengan cara bicara yang lugu)
Pak Sukir:   Tidak akan pernah, Nak.
Narrator: Malam semakin gelap. Setiap insan kembali ke peraduannya, tak terkecuali keluarga Pak Sukir. Tapi, kejadian malam itu, jauh lebih gelap dari segalanya.

Adegan III
Keluarga Pak Sukir nampak tertidur pulas.

Narrator     : Tiba-tiba...!!!

Muncullah warga desa yang sedang berlari sambil berteriak histeris, meraung-raung, dan berteriak, “Kebakaran!!! Kebakaran!!! Toloooooooooong!!!” Di sana nampak Pak Billy membantu warga, mengarahkan mereka untuk keluar dari desa tersebut. Pak Sukir dan Bu Sukir pun terbangun dan langsung berlari. Sedangkan Ina masih tertidur dan menjadi korban kebakaran malam itu.

Pembakar hutan 1: (mendatangi Pak Billy dengan ekspresi senang) Hahaha. Kami berhasil membakar hutan itu, Pak. Penduduk yang bodoh ini sudah meninggalkan desa ini dengan segala kekayaannya. Hahaha...
Pembakar hutan 2: Strategi Bapak sangat jitu. Bapak akan mendapatkan tanah ini dengan gratis.
Pak Billy:   Hahaha. Kalian akan mendapat bagian yang sepatutnya. Percayalah.

Tidak jauh dari situ, nampaklah warga yang dirundung kesedihan yang amat dalam karena kejadian itu. Bahkan, Ina pun menjadi korban dan meninggal. Keluarga dan penduduk bertangis-tangisan....

Narrator: Saudara-saudara, masih banyak orang di dunia ini yang menjadi budak harta. Mereka menutup mata dan mendiamkan nurani demi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan jalan pintas. Mereka memboroskan dan ingin menghabiskan lebih banyak pada masa kini tanpa memikirkan generasi berikutnya. Mereka menunjukkan diri mereka sebagai orang lalim yang ingin merebut kebahagiaan orang dan senang ketika nyawa orang lain melayang. Kami berharap kita tidak demikian, Saudara-saudara. Dimanakah nuranimu!!!?? Dimanakah nuranimu!!!??

Pemeran
Narrator
Pak Billy
Pak Sukir
Ibu Sukir
Ina
Pembakar hutan
Pembakar hutan
Warga desa

Senin, 24 Maret 2014

KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA KALI: WAHYU 22:12-13


         Kitab wahyu dituliskan sebagai penghiburan bagi orang-orang percaya. Janji akan kedatangan yang kedua kali pada ayat ini merupakan hiburan tersendiri bagi setiap orang percaya. Janji ini adalah sukacita dan kebahagiaan bagi orang percaya, tetapi kegentaran dan penyesalan bagi orang tidak percaya.
Tuhan berkata bahwa Ia akan datang segera dan memberi pahala kepada setiap orang menurut perbuatannya. Upah yang dimaksud tidak terkait dengan kalkulasi penghitungan perbuatan baik atau jahat ataupun mengenai konsep harta di sorga. Setiap upah yang Allah berikan didasarkan pada anugerah, bukan jasa. Keselamatan adalah murni anugerah yang tidak selayaknya diperoleh.
Hal yang menarik lainnya adalah karena Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Ini menunjukkan kekekalan-Nya. Dia juga menempatkan diri setara dengan Allah melalui identifikasi yang sama. Ia setara dalam kuasa dan wewenang. Ini juga menjadi jaminan bahwa wahyu yang disampaikan ini bukanlah main-main belaka, tetapi benar karena disampaikan oleh Allah yang kekal dan Mahakuasa.

AKHIR ZAMAN MENURUT AGAMA-AGAMA LAIN

Agama suku Murba mengajarkan bahwa di luar dunia manusia ini ada dunia orang mati, yaitu tempat para orang yang telah mati. Kematian berarti perpindahan dari dunia yang satu masuk ke dunia yang lain. Agama Hindu dan Budha juga mengajarkan tentang dunia lain tujuan manusia yakni kembali kepada Brahman atau masuk Nirwana. Kedua agama ini mengajarkan bahwa dunia manusia berganti-ganti, dari baik hingga pada akhirnya jahat. Pada akhir dunia yang jahat, Kalki, yaitu penitisan dewa Wisnu, akan membaharui dunia lagi. Sedangkan menurut agama Islam, perjalanan dunia akan diakhiri dengan sorga yang menjadi tempat orang beriman dan neraka bagi yang tidak beriman.

KEBANGKITAN ORANG MATI


   A.    Doktrin Kebangkitan dalam Sejarah
Sejarah mencatat kontroversi mengenai kebangkitan orang mati. Di zaman Tuhan Yesus, orang Farisi mempercayainya, orang Saduki tidak. Orang Atena dan sebagian orang Korintus serta Gnostik menolak perkara ini. Bapak-bapak Gereja percaya akan kebangkitan orang mati meskipun tidak seragam mengenai bentuk tubuh yang dibangkitkan. Para teolog pada zaman reformasi pada umumnya setuju bahwa tubuh kebangkitan sama dengan tubuh yang sekarang dan terjadinya dalam peristiwa tunggal, berbeda dengan premilenialis. Di bawah pengaruh rasionalisme dan perkembangan science, liberalisme modern menyangkal kebangkitan orang mati.
          B.   Penjelasan Alkitab tentang Kebangkitan
1.      Dalam Perjanjian Lama
Catatan Perjanjian Lama tentang kepercayaan akan kebangkitan orang mati terdapat dalam Ayb 19:25-27, Yes. 26:19, Dan. 12:2 dan Yeh. 37:1-14. Ayat-ayat lain yang merujuk pada kebangkitan orang mati terdapat dalam Kel. 3:6 (bnd. Mat. 22-29-32), Ibr. 11:10, 13-16, 19; dan Mzm. 49:15; 73:24, 25; Ams. 23:14.
2.      Dalam Perjanjian Baru
Tuhan Yesus dengan tegas menunjukkan bahwa kebangkitan sudah dimengerti sejak Perjanjian Lama dan  mengajarkannya dalam Yoh. 5:25-29; 6:39, 40, 44-54; 11:24,25; 14:3; 17:24. Ayat-ayat lainnya terdapat dalam 1 Tes. 4:13-16; 2 Kor. 5:1-10; Why. 20:4-6 dan 20:13.
c            C.  Natur dari Kebangkitan
1.      Kebangkitan adalah karya dari Allah Tritunggal (Mat. 22:29; 2 Kor. 1:9), karya Allah Putra (Yoh. 5:21, 25, 28, 29; 6:38-40,44,54; 1 Tes. 4:16), karya Roh Kudus (Rm. 8:11).
2.    Kebangkitan ini adalah kebangkitan secara fisik atau jasmani. Tubuh yang dibangkitkan adalah tubuh yang sama dengan tubuh yang sekarang, tetapi mengalami perubahan (transformasi) yakni dikubur / “ditabur” dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan.
3.      Kebangkitan ini terjadi atas orang benar maupun orang durhaka (Dan. 2:2; Yoh. 5:28,29; Kis. 24:15; Why. 20:13-15). Orang benar, berbeda dengan orang durhaka, mendapat kebahagiaan dari kebangkitan.
4. Kebangkitan ini tidak seimbang bagi orang adil dan orang tidak adil. Orang yang memiliki hubungan yang hidup dengan Kristus bangkit untuk mendapat satu hidup yang sempurna, sedangkan bagi orang durhaka kebangkitan adalah pelaksanaan hukuman mati (Yoh. 5:28, 29)     
          D. Waktu Kebangkitan
Bagi orang premilenialis kebangkitan orang kudus dan orang durhaka tidak bersamaan. Kebangkitan orang kudus akan terpisah seribu tahun dari kebangkitan orang durhaka dan ada dua hingga tiga kali kebangkitan. Sedangkan menurut Alkitab, kebangkitan orang mati terjadi bersamaan dengan parousia, dengan pengungkapan hari Tuhan, dan dengan akhir zaman, serta akan mendahului penghakiman terkahir (Dan. 12:2; Yoh. 5:28,29; Kis. 24:25; Why. 20:13-15). Jadi, kebangkitan adalah peristiwa tunggal.
Kesimpulan
Kebangkitan orang mati adalah sesuatu yang benar. Umat Tuhan yang percaya akan dibangkitkan serupa dengan kebangkitan Kristus yakni dibangkitkan dalam kemuliaan.



Sumber:
Louis Berkhof, Teologi Sistematika, vol. 6: Doktrin Akhir Zaman, (Surabaya: Momentum, 2010), hlm. 115-128

KERAJAAN SERIBU TAHUN


           Istilah millenium  berasal dari bahasa Latin mille dan  annus, yang berarti seribu tahun. Doktrin ini mengemukakan bahwa Kristus akan memerintah sebuah kerajaan di bumi selama seribu tahun dan secara tidak langsung dinyatakan bahwa Kristus akan datang kembali sebelum masa itu. (Perlu diketahui bahwa buku ini percaya adanya kerajaan seribu tahun dan menganut paham pra-milenialisme.) Akan tiba saatnya Hari Tuhan di mana kerajaan Allah akan mengganti semua kerjaan di bumi dengan kerajaan yang baru. Yesuslah yang akan menjadi rajanya dan akan memerintah bersma-sama dengan orang-orang kudus.
Adapun sifat kerajaan seribu tahun, yakni:

  1. Kristus akan hadir dan memerintah seluruh bumi. Kerajaan-Nya penuh dengan damai dan kebenaran.
  2. Gereja bahkan orang-orang saleh Perjanjian Lama ikut memerintah bersama Kristus di atas bumi. Hal ini tetap diperhitungkan sebagai tanggung jawab pribadi.
  3.  Israel bertobat dan dibaharui, lalu mereka akan menginjili bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
  4. Akan ada umat Allah yang bersatu dan ibadah yang tunggal bangsa-bangsa.
  5. Iblis dan antek-anteknya akan  diikat dan dimasukkan ke dalam jurang maut selama seribu tahun sehingga godaan untuk berbuat dosa akan sangat berkurang.
  6. Seluruh alam dan sistemnya akan dibaharui.
  7. Keadaan umum masa itu juga penuh dengan sukacita dan kebahagiaan yang luar biasa. Ada penyembuhan [jasmani], pengenalan akan Tuhan yang begitu dalam, pemulihan relasi antara manusia dan relasi manusia dengan alam

Puisi: AKU HIDUP DI TENGAH

Aku hidup di tengah negara

Yang dipenuhi para koruptor segala bidang
Lalu tersenyum lebar di depan kamera
Menutupi dosanya

Aku hidup di tengah pendidikan
Di mana para pendidik malas-malasan
Dengan dalih memberi kesempatan
Kepada siswa untuk menemukan semua jawaban

Aku hidup di tengah agama
Yang kaku dan penuh upacara
Sebagai sampul untuk kemunafikan
Tak mengajarkan tentang keselamatan jiwa

Aku hidup di tengah teman-teman
Yang suka ngakak dan berbagi ceria
Meskipun dengan kata makian
Bahkan ocehan yang merendahkan

Aku hidup
Di tengah acara TV
Yang asyik, heboh dan seru
Namun kosong tak bermakna

Aku hidup di tengah dilema
Jika aku bergeser
Aku akan sama dengan mereka
Namun jika aku hidup di tengah
Aku dibatasi empat tembok yang menutupi
Pemandanganku atas dunia

Tapi, biar saja
Aku akan menutup mata dan
Melipat tangan
Sebuah permohonan kunaikkan
Tuhan, tunjukkanlah kasih dan adil-Mu
Di tengah dunia

Niat Sabda S. Zega/26 Des. 2013

Minggu, 23 Maret 2014

Puisi: TUHAN BERIKAN KITA CINTA


Sabda and Anie
Tuhan, kami tahu bahwa
Hanya  dengan mencintai Engkau kami bisa saling mencintai
Karena Engkaulah sumber cinta

Hanya dengan mengutamakan Engkau
Kami bisa saling memperhatikan
Karena Engkau pun selalu menganggap kami special

Hanya dengan berjalan menurut ketetapan-Mu 
kami akan tetap setia
Karena Engkau pun selalu menepati janji

Hanya dengan percaya kepada-Mu
Kami akan menikmati suka dan duka
Karena Engkaulah sumber kekuatan kami

Hanya dengan melayani Engkau…
Menikmati Engkau…
Memuliakan Engkau…

Tuhan, kami tahu bahwa
Kami tidak bisa memunculkan cinta dari diri kami sendiri
Terima kasih karena kami telah mendapatkannya dari-Mu
Jadilah kehendak-Mu.

Oleh: Niat Sabda S. Zega

PERAN SUAMI ISTRI BERDASARKAN EKSPOSISI KEJADIAN 2:15-18

PENDAHULUAN
Apa indahnya hidup berumah tangga tanpa Tuhan? Mungkin terasa indah ketika mengejar harta, kedudukan, prestasi, bahkan kenikmatan pernikahan itu sendiri. Tetapi inilah kesia-siaan dan kehampaan. Pada masa kini banyak orang mengabaikan tugas dan tanggung jawab mereka di hadapan Allah. Rumah tangga yang selalu mencari dan melibatkan Tuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang langka kalau tak mau dibilang tidak ada. Ironisnya, kenyataan ini juga terdapat dalam rumah tangga orang-orang Kristen. Harus diakui bahwa dosa telah meresap masuk dan merusak manusia sehingga mereka lupa akan maksud Tuhan menciptakan mereka dalam peran masing-masing. Faktanya, banyak pasangan suami istri seringkali menjalani hubungan dengan mengabaikan atau bahkan buta akan peran mereka di hadapan Allah.
Menemukan kembali peran suami istri sesuai dengan maksud dan kehendak Tuhan menjadi sesuatu yang penting. Itu sebabnya penulis bergumul dan membahas pokok ini. Tiada tujuan lain selain agar pasangan suami istri mengetahui peran mereka masing-masing dan dapat menjalani hubungan sebagaimana yang dikehendaki Allah. Biarlah pasangan suami istri bisa menikmati hubungan itu di dalam Allah karena: “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan” (Pkh. 4:9-12).
      
      PERAN SUAMI ISTRI DALAM KELUARGA
Ketika Allah menciptakan pria dan wanita, Dia memiliki maksud-maksud tertentu. Maksud-maksud Allah tersebut kemudian ditaruh dalam diri manusia menjadi peranan. Sehingga setiap pria dan wanita memiliki peran prinsipil sendiri-sendiri. Itu berarti, peran prinsipil pria dan wanita dalam hubungan suami istri adalah ketetapan Allah sendiri.
1.      Peran Suami
Tuhan Allah yang Mahabaik tahu yang terbaik bagi manusia. Maka Dia menempatkan manusia – Adam sendiri tanpa Hawa – dalam taman Eden. Taman Eden adalah sebuah taman yang sama dengan gambaran sorga. Di taman Eden, manusia berada di hadirat Allah dan dapat menikmati persekutuan dengan Tuhan. Keadaan ini menjadi kerinduan orang-orang percaya dan akan didapatkan kembali di sorga kelak. Sementara itu mereka masih bisa menikmatinya di bumi meskipun belum sempurna.
Di taman Eden, Allah menyampaikan maksud-Nya kepada Adam (pria) yang masih sendirian. Ayat 15 berbunyi: “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” Dalam bahasa Ibrani ayat ini berbunyi demikian:
: וּלְשָׁמְרָהּ לְעָבְדָהּ עֵדֶן-בְגַן וַיַּנִּחֵהוּ הָאָדָם-אֶת אֱלֹהִים יְהוָה וַיִּקַּח
And the LORD God took the man, and put him into the garden of Eden to dress it and to keep it.  
Dalam ayat ini, peran pria adalah “mengusahakan dan memelihara taman itu.” Namun terjemahan ini sebenarnya kurang tepat. The Expositor’s Bible Commentary mencatat bahwa:
… a more suitable translation of the Hebrew le’obdah ulesomrah would be “to worship and to obey” (Cassuto). Man is put  in the garden to worship God and to obey Him. Man’s life in the garden was to be characterized by worship and obedience; he was a priest, not merely a worker and keeper of the garden.[1]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran seorang suami di hadirat Allah yakni to worship and to obey God (beribadah dan menaati Allah). Pria, dalam hal ini suami adalah seorang imam dalam keluarga yakni membawa dirinya dan keluarga untuk terus memiliki persekutuan dengan Allah dalam ibadah dan ketaatan kepada-Nya.
2.      Peran Istri
Hal yang menarik adalah perempuan diciptakan setelah penetapan peran pria. Peran istri terlihat dalam ayat 18 yang berbunyi demikian: “TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Dalam bahasa Ibrani tertulis:
כְּנֶגְדּוֹ ,עֵזֶר לּוֹ –אֶעֱשֶׂה ;לְבַדּוֹ הָאָדָם הֱיוֹת טוֹב-לֹא ,אֱלֹהִים יְהוָה וַיֹּאמֶר יח
And the LORD God said: ‘It is not good that the man should be alone; I will make him a help meet for him.
Rupanya, Allah yang baik mengetahui apa yang baik buat seorang pria. Secara tidak langsung dapat diduga bahwa pria itu lemah dalam melaksanakan perannya sebagai imam. Oleh karena itu, Tuhan menyediakan penolong baginya untuk melaksanakan perannya. Itu berarti, perempuan diciptakan oleh Allah dengan peran menolong suaminya untuk terus bersekutu dengan Allah dalam ibadah dan ketaatan di hadirat Allah. The Expositor’s Bible Commentary juga mencatat:
The expression כְּנֶגְדּוֹ ,עֵזֶר (ezer kenegdo) has the general sense of “a suitable helper.” The specific sense of these terms should be drawn from the immediate context. That the woman (wife) is a “helper” (‘ezer) is to be understood from the “commission” given to man in both 1:28 (“Be fruitful and increase in number”) and 2:15 (“for worship and obedience”; …). The implication of the narrative is that in both of these areas of life, the family and worship, man stands in need of the woman’s help. It is not good that he should be alone.
      
      PENUTUP
Allah menciptakan pria di hadirat-Nya agar bisa bersekutu dalam ibadah dan menaati-Nya. Lalu, Allah menciptakan wanita disamping pria untuk menjadi penolong baginya dalam melaksanakan peran itu. Inilah peran wanita. Kendati dosa telah merusak peran ini namun penebusan Kristus menjadi panggilan agar kembali melaksanakan peran yang sudah dicanangkan Allah tersebut. Inilah peran suami-istri di hadapan hadirat Tuhan yakni mereka harus bahu-membahu untuk melayani Allah, beribadah dan menaati-Nya senantiasa. Hanya dengan kembali pada peran ini, rumah tangga mengalami kepenuhan di dalam berkat-berkat Allah.

Thanks for reading. God bless all. Niat Sabda Seprianus Zega/STT SALEM 





Daftar Pustaka
Gaebelein, Frank E. The Expositor’s Bible Commentary vol. 2. Michigan: The Zondervan Corporation. 1990
Harris, Robert Laird, etc. Theological Wordbook of the Old Testament. Chicago: Moody Press. 1980
Owens, John Joseph. Analytical Key to the Old Testament. Grand Rapids: Baker Books. 1994



[1]Frank E. Gaebelein, The Expositor’s Bible Commentary vol. 2, (Michigan: The Zondervan Corporation, 1990), 45
[2]Ibid. 48

KE MANA ARAH PERKEMBANGAN TEOLOGI ZAMAN SEKARANG INI?


Teologi yang lalu lalang dari zaman ke zaman secara sederhana sebenarnya adalah pergolakan antara Teisme, Demonisme dan Humanisme. Teisme adalah paham tentang Allah, Demonisme adalah paham tentang Iblis yang biasanya menyusup secara tidak kelihatan dan Humanisme adalah paham tentang manusia.
Teisme sebagai teologi yang berada di garis utama dan tetap, mengakui Allah yang benar, Allah yang sejati, yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, terus bekerja dalam providensi-Nya di dalam dunia. Allah yang dimaksud dikenal di dalam diri Anak-Nya Yesus Kristus, yang mengambil rupa manusia dan telah menyelamatkan manusia dari dosa melalui kematian dan kebangkitan-Nya yang memberi jaminan keselamatan kepada orang yang percaya kepada-Nya. Ketika Dia naik ke sorga, Dia menjanjikan Penghibur dan Penolong orang percaya yang akan memeteraikan mereka umat kepunyaan-Nya.
Teisme di atas dapat disebut sebagai Teisme yang sejati. Itu berarti keberadaan Teisme yang sejati diiringi atau kadang diganggu oleh Teisme yang palsu. Teisme yang palsu adalah Teisme yang seolah-olah meninggikan allah yang sesungguhnya bukan Allah, lahir dari kebodohan manusia untuk mencari Allah dan merupakan bukti di mana wahyu umum tidak bisa memberi jawab yang memuaskan akibat kejatuhan manusia dalam dosa. Hal ini kelihatan dalam agama-agama dunia tradisional. Teisme yang demikian sejatinya bukan Teisme melainkan Demonisme. Sebab segala paham yang tidak memuliakan Allah pasti berasal dari si Setan. Maka Teisme palsu ini pun ditunggangi olehnya meskipun tidak kelihatan sebagai pemeran utama.
Sedangkan Humanisme adalah segala daya upaya manusia untuk meninggikan diri dengan cara menyingkirkan Allah secara sengaja dan mengambil posisi Allah. Manusia ingin mandiri dan menjadi pengambil keputusan hidupnya dalam usahanya untuk memuaskan dirinya dengan kesenangan. Perdebatan teologi terjadi hanya karena Humanisme mengobok-obok Teisme yang sejati. Humanisme memakai sumber-sumber dari luar – dari luar Teisme -        untuk menyerang atau kalau dirasa Teisme teramat kuat maka mereka hanya berusaha membelokkan atau mengaburkan paham-paham tentang Allah tersebut. Sebut saja di antara Teologi Humanistik yakni Teori Evolusi, Ateis, Kritik Tinggi terhadap Alkitab yang telah memunculkan banyak teologi yang aneh-aneh, Arminianisme, Teologi Sukses, dan segudang nama-nama lainnya yang pada intinya menggugat kedaulatan dan posisi Allah lalu ingin menonjolkan eksitensi dan aktualisasi diri manusia. Namun, sadar atau tidak sadar teologi ini juga sama dengan Demonisme. Setan telah menyamar dan menyusupkan pengaruhnya untuk menarik manusia kepadanya dan menjauhkannya dari Allah. Sekali lagi Humanisme dengan Teologi Humanistiknya ditunggangi oleh Setan meskipun tidak kelihatan sebagai pemeran utama.
Teisme yang sejati telah dikenal di Taman Firdaus oleh Adam dan Hawa, tetapi menjadi kabur oleh karena kejatuhan manusia dalam dosa. Namun Allah telah menyatakan diri-Nya melalui hamba-hamba-Nya, mulai dari Nuh, Bapa-bapa leluhur Israel, Nabi Musa, dan nabi-nabi lain-Nya yang mencapai puncak-Nya di dalam diri Yesus Kristus. “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia" (Yoh. 14:7). Itulah yang terus dipegang dan diberitakan oleh umat yang percaya hingga kini. Sedangkan Teisme yang palsu juga telah ada di tengah-tengah dunia karena kejatuhan manusia dalam dosa. Dia nyata dalam ribuan agama-agama dunia yang menyembah allah yang bukan Allah. Sedangkan Humanisme dimulai sejak manusia jatuh dalam dosa. Sejak itu manusia dengan segala kecenderungannya memberontak kepada Allah dan mau menyingkirkan Allah. Humanisme pun telah berhasil menyatakan diri dalam satu zaman kronologi waktu manusia dan memakai jubah rasionalisme dan mencapai klimaks di dalam postmodernisme. Lalu dimanakah Demonisme?
Demonisme adalah segala daya upaya Iblis untuk meninggikan diri dan mengambil posisi Allah secara langsung. Hal ini telah menyebabkan dia menjadi yang terkutuk dan ditetapkan dalam siksaan yang kekal. Namun sebelum itu dia masih memiliki kesempatan untuk berkeliaran. Dia mempergunakan kesempatan itu untuk menyesatkan bangsa-bangsa dan membawa mereka kepadanya. Pekerjaan itu telah dia mulai dalam taman Firdaus dan akan terus dilakukannya sampai akhir zaman. Ambisinya adalah menjauhkan manusia dari Allah dan menjadikan mereka sebagai pengikutnya sekalipun di dalam neraka yang kekal. Namun, seperti uraian terdahulu dia seringkali bekerja di balik layar dan tersembunyi. Sama seperti dia bekerja di taman Firdaus demikian pula dia bekerja secara samar dalam menyesatkan manusia. Dia berada di belakang layar Teisme palsu dan Humanisme dengan Teologi humanistik itu. Apakah dia akan terus bekerja dengan cara tersembunyi seperti itu?
Sesuatu yang menggemparkan dunia sebenarnya sedang terjadi. Lihatlah fenomena dunia yang sedang terjadi. Hal-hal yang berkaitan dengan simbol-simbol dan sesuatu yang menggambarkan setan dulu sangat ditakuti atau malah dijauhi. Sekarang hal ini malah mengundang peminat yang sangat banyak. Misalnya zombie dikenal sebagai mayat hidup yang digambarkan dengan pakaian dan tubuh yang seram dan menjijikkan. Namun, gaya ala zombie malah mendapat tempat di hati masyarakat dunia. Dibentuklah geng atau kelompok pecinta zombie. Malah ada yang menikah dengan tema acara zombie. Hal yang sama terlihat dalam film Twiliht Saga, kisah romantis antar vampir yang mempunyai ribuan penggemar di seluruh dunia khususnya anak remaja. Film animasi atau kartun dengan tokoh-tokoh yang bermata satu yang sebenarnya merupakan simbol satanik kadangkala digambarkan sebagai super hero. Bahkan televisi tidak segan-segan menghadirkan tayangan ramalan nasib manusia. Perhelatan piala dunia tidak luput dari berita tentang ramalan tersebut. Belum lagi film horor dan komedi horor, sulap, hipnotis, yoga, bahkan mistik dan perdukunan kembali mendapat tempat di hati masyarakat dunia. Intinya, setan digambarkan sebagai tokoh yang baik, bahkan bisa diagungkan karena kehebatannya, dan bisa mengambil tempat dalam keberadaan manusia. Manusia digiring untuk berharap dan mencari jawaban kepada setan. Dengan demikian pengagungan terhadap setan telah mulai dilakukan secara terang-terangan. Demonisme yang biasa bekerja di belakang layar sekarang secara terang-terangan mengaktualisasikan dirinya di dalam dunia. Bisa ditebak bahwa keadaan ini mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia termasuk bidang teologi. Teologi Demonisme yang mengagungkan setan akan segera muncul entah dengan memakai sampul apa. Gereja Setan telah memulainya. Apa yang akan muncul kemudian? Biarlah waktu yang menjawabnya.
Sekarang, yang sangat penting untuk dijawab adalah apa yang dilakukan oleh orang percaya terhadap segala fenomena ini? Seharusnya, orang percaya harus semakin ekstra berhati-hati terhadap segala produk zaman ini. Kadangkala bingkainya yang terlihat begitu indah dan menawan padahal isinya adalah segala kejahatan dan membawa manusia untuk berpaling kepada setan. Strategi Iblis waktu menggoda manusia yakni membuat manusia meragukan Allah dan firman-Nya telah terbukti sebagai alat yang ampuh untuk menjatuhkan manusia dari zaman ke zaman. Hal inilah yang akan terus dipakaiNya. Jangan sampai anak-anak Tuhan tidak sadar sedang mengagungkan setan. Oleh karena itu, orang percaya juga harus belajar firman Allah dengan benar dan juga mengikuti berita pekembangan dunia dengan siaga. Semua ini banyak manfaatnya. Selain membuat orang percaya bisa mengenal Allah dengan benar, firman Allah juga satu-satunya senjata ampuh yang diberikan Allah untuk melawan kuasa kegelapan dan penyesatan. Firman Allah membuat orang percaya peka dengan zamannya, sedangkan berita tentang perkembangan dunia membuat orang percaya bisa menjawab dan bertindak dengan tepat. Keadaan zaman ini juga seharusnya membuat anak-anak Tuhan semakin bersandar kepada Tuhan. Ini sudah zaman akhir. Intensitas penyesatan, godaan dan penderitaan anak-anak Tuhan bukan semakin berkurang, melainkan semakin memuncak. Anak-anak Tuhan harus mendekatkan diri kepada Tuhan. Sambil menjaga diri sendiri agar tidak jatuh, anak-anak Tuhan juga harus saling mengingatkan. Lebih dari itu semua orang percaya masih terus diberi kesempatan untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah di tengah dunia, sekalipun ada penyesatan. Orang percaya harus tetap bersaksi bagi Tuhan.

Murni perenungan pribadi dalam UAS T. Kontemporer/
IV/VII/12 Desember 2013/STT SALEM