Senin, 24 Maret 2014

KEBANGKITAN ORANG MATI


   A.    Doktrin Kebangkitan dalam Sejarah
Sejarah mencatat kontroversi mengenai kebangkitan orang mati. Di zaman Tuhan Yesus, orang Farisi mempercayainya, orang Saduki tidak. Orang Atena dan sebagian orang Korintus serta Gnostik menolak perkara ini. Bapak-bapak Gereja percaya akan kebangkitan orang mati meskipun tidak seragam mengenai bentuk tubuh yang dibangkitkan. Para teolog pada zaman reformasi pada umumnya setuju bahwa tubuh kebangkitan sama dengan tubuh yang sekarang dan terjadinya dalam peristiwa tunggal, berbeda dengan premilenialis. Di bawah pengaruh rasionalisme dan perkembangan science, liberalisme modern menyangkal kebangkitan orang mati.
          B.   Penjelasan Alkitab tentang Kebangkitan
1.      Dalam Perjanjian Lama
Catatan Perjanjian Lama tentang kepercayaan akan kebangkitan orang mati terdapat dalam Ayb 19:25-27, Yes. 26:19, Dan. 12:2 dan Yeh. 37:1-14. Ayat-ayat lain yang merujuk pada kebangkitan orang mati terdapat dalam Kel. 3:6 (bnd. Mat. 22-29-32), Ibr. 11:10, 13-16, 19; dan Mzm. 49:15; 73:24, 25; Ams. 23:14.
2.      Dalam Perjanjian Baru
Tuhan Yesus dengan tegas menunjukkan bahwa kebangkitan sudah dimengerti sejak Perjanjian Lama dan  mengajarkannya dalam Yoh. 5:25-29; 6:39, 40, 44-54; 11:24,25; 14:3; 17:24. Ayat-ayat lainnya terdapat dalam 1 Tes. 4:13-16; 2 Kor. 5:1-10; Why. 20:4-6 dan 20:13.
c            C.  Natur dari Kebangkitan
1.      Kebangkitan adalah karya dari Allah Tritunggal (Mat. 22:29; 2 Kor. 1:9), karya Allah Putra (Yoh. 5:21, 25, 28, 29; 6:38-40,44,54; 1 Tes. 4:16), karya Roh Kudus (Rm. 8:11).
2.    Kebangkitan ini adalah kebangkitan secara fisik atau jasmani. Tubuh yang dibangkitkan adalah tubuh yang sama dengan tubuh yang sekarang, tetapi mengalami perubahan (transformasi) yakni dikubur / “ditabur” dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan.
3.      Kebangkitan ini terjadi atas orang benar maupun orang durhaka (Dan. 2:2; Yoh. 5:28,29; Kis. 24:15; Why. 20:13-15). Orang benar, berbeda dengan orang durhaka, mendapat kebahagiaan dari kebangkitan.
4. Kebangkitan ini tidak seimbang bagi orang adil dan orang tidak adil. Orang yang memiliki hubungan yang hidup dengan Kristus bangkit untuk mendapat satu hidup yang sempurna, sedangkan bagi orang durhaka kebangkitan adalah pelaksanaan hukuman mati (Yoh. 5:28, 29)     
          D. Waktu Kebangkitan
Bagi orang premilenialis kebangkitan orang kudus dan orang durhaka tidak bersamaan. Kebangkitan orang kudus akan terpisah seribu tahun dari kebangkitan orang durhaka dan ada dua hingga tiga kali kebangkitan. Sedangkan menurut Alkitab, kebangkitan orang mati terjadi bersamaan dengan parousia, dengan pengungkapan hari Tuhan, dan dengan akhir zaman, serta akan mendahului penghakiman terkahir (Dan. 12:2; Yoh. 5:28,29; Kis. 24:25; Why. 20:13-15). Jadi, kebangkitan adalah peristiwa tunggal.
Kesimpulan
Kebangkitan orang mati adalah sesuatu yang benar. Umat Tuhan yang percaya akan dibangkitkan serupa dengan kebangkitan Kristus yakni dibangkitkan dalam kemuliaan.



Sumber:
Louis Berkhof, Teologi Sistematika, vol. 6: Doktrin Akhir Zaman, (Surabaya: Momentum, 2010), hlm. 115-128

Tidak ada komentar:

Posting Komentar