Minggu, 23 Maret 2014

KE MANA ARAH PERKEMBANGAN TEOLOGI ZAMAN SEKARANG INI?


Teologi yang lalu lalang dari zaman ke zaman secara sederhana sebenarnya adalah pergolakan antara Teisme, Demonisme dan Humanisme. Teisme adalah paham tentang Allah, Demonisme adalah paham tentang Iblis yang biasanya menyusup secara tidak kelihatan dan Humanisme adalah paham tentang manusia.
Teisme sebagai teologi yang berada di garis utama dan tetap, mengakui Allah yang benar, Allah yang sejati, yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, terus bekerja dalam providensi-Nya di dalam dunia. Allah yang dimaksud dikenal di dalam diri Anak-Nya Yesus Kristus, yang mengambil rupa manusia dan telah menyelamatkan manusia dari dosa melalui kematian dan kebangkitan-Nya yang memberi jaminan keselamatan kepada orang yang percaya kepada-Nya. Ketika Dia naik ke sorga, Dia menjanjikan Penghibur dan Penolong orang percaya yang akan memeteraikan mereka umat kepunyaan-Nya.
Teisme di atas dapat disebut sebagai Teisme yang sejati. Itu berarti keberadaan Teisme yang sejati diiringi atau kadang diganggu oleh Teisme yang palsu. Teisme yang palsu adalah Teisme yang seolah-olah meninggikan allah yang sesungguhnya bukan Allah, lahir dari kebodohan manusia untuk mencari Allah dan merupakan bukti di mana wahyu umum tidak bisa memberi jawab yang memuaskan akibat kejatuhan manusia dalam dosa. Hal ini kelihatan dalam agama-agama dunia tradisional. Teisme yang demikian sejatinya bukan Teisme melainkan Demonisme. Sebab segala paham yang tidak memuliakan Allah pasti berasal dari si Setan. Maka Teisme palsu ini pun ditunggangi olehnya meskipun tidak kelihatan sebagai pemeran utama.
Sedangkan Humanisme adalah segala daya upaya manusia untuk meninggikan diri dengan cara menyingkirkan Allah secara sengaja dan mengambil posisi Allah. Manusia ingin mandiri dan menjadi pengambil keputusan hidupnya dalam usahanya untuk memuaskan dirinya dengan kesenangan. Perdebatan teologi terjadi hanya karena Humanisme mengobok-obok Teisme yang sejati. Humanisme memakai sumber-sumber dari luar – dari luar Teisme -        untuk menyerang atau kalau dirasa Teisme teramat kuat maka mereka hanya berusaha membelokkan atau mengaburkan paham-paham tentang Allah tersebut. Sebut saja di antara Teologi Humanistik yakni Teori Evolusi, Ateis, Kritik Tinggi terhadap Alkitab yang telah memunculkan banyak teologi yang aneh-aneh, Arminianisme, Teologi Sukses, dan segudang nama-nama lainnya yang pada intinya menggugat kedaulatan dan posisi Allah lalu ingin menonjolkan eksitensi dan aktualisasi diri manusia. Namun, sadar atau tidak sadar teologi ini juga sama dengan Demonisme. Setan telah menyamar dan menyusupkan pengaruhnya untuk menarik manusia kepadanya dan menjauhkannya dari Allah. Sekali lagi Humanisme dengan Teologi Humanistiknya ditunggangi oleh Setan meskipun tidak kelihatan sebagai pemeran utama.
Teisme yang sejati telah dikenal di Taman Firdaus oleh Adam dan Hawa, tetapi menjadi kabur oleh karena kejatuhan manusia dalam dosa. Namun Allah telah menyatakan diri-Nya melalui hamba-hamba-Nya, mulai dari Nuh, Bapa-bapa leluhur Israel, Nabi Musa, dan nabi-nabi lain-Nya yang mencapai puncak-Nya di dalam diri Yesus Kristus. “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia" (Yoh. 14:7). Itulah yang terus dipegang dan diberitakan oleh umat yang percaya hingga kini. Sedangkan Teisme yang palsu juga telah ada di tengah-tengah dunia karena kejatuhan manusia dalam dosa. Dia nyata dalam ribuan agama-agama dunia yang menyembah allah yang bukan Allah. Sedangkan Humanisme dimulai sejak manusia jatuh dalam dosa. Sejak itu manusia dengan segala kecenderungannya memberontak kepada Allah dan mau menyingkirkan Allah. Humanisme pun telah berhasil menyatakan diri dalam satu zaman kronologi waktu manusia dan memakai jubah rasionalisme dan mencapai klimaks di dalam postmodernisme. Lalu dimanakah Demonisme?
Demonisme adalah segala daya upaya Iblis untuk meninggikan diri dan mengambil posisi Allah secara langsung. Hal ini telah menyebabkan dia menjadi yang terkutuk dan ditetapkan dalam siksaan yang kekal. Namun sebelum itu dia masih memiliki kesempatan untuk berkeliaran. Dia mempergunakan kesempatan itu untuk menyesatkan bangsa-bangsa dan membawa mereka kepadanya. Pekerjaan itu telah dia mulai dalam taman Firdaus dan akan terus dilakukannya sampai akhir zaman. Ambisinya adalah menjauhkan manusia dari Allah dan menjadikan mereka sebagai pengikutnya sekalipun di dalam neraka yang kekal. Namun, seperti uraian terdahulu dia seringkali bekerja di balik layar dan tersembunyi. Sama seperti dia bekerja di taman Firdaus demikian pula dia bekerja secara samar dalam menyesatkan manusia. Dia berada di belakang layar Teisme palsu dan Humanisme dengan Teologi humanistik itu. Apakah dia akan terus bekerja dengan cara tersembunyi seperti itu?
Sesuatu yang menggemparkan dunia sebenarnya sedang terjadi. Lihatlah fenomena dunia yang sedang terjadi. Hal-hal yang berkaitan dengan simbol-simbol dan sesuatu yang menggambarkan setan dulu sangat ditakuti atau malah dijauhi. Sekarang hal ini malah mengundang peminat yang sangat banyak. Misalnya zombie dikenal sebagai mayat hidup yang digambarkan dengan pakaian dan tubuh yang seram dan menjijikkan. Namun, gaya ala zombie malah mendapat tempat di hati masyarakat dunia. Dibentuklah geng atau kelompok pecinta zombie. Malah ada yang menikah dengan tema acara zombie. Hal yang sama terlihat dalam film Twiliht Saga, kisah romantis antar vampir yang mempunyai ribuan penggemar di seluruh dunia khususnya anak remaja. Film animasi atau kartun dengan tokoh-tokoh yang bermata satu yang sebenarnya merupakan simbol satanik kadangkala digambarkan sebagai super hero. Bahkan televisi tidak segan-segan menghadirkan tayangan ramalan nasib manusia. Perhelatan piala dunia tidak luput dari berita tentang ramalan tersebut. Belum lagi film horor dan komedi horor, sulap, hipnotis, yoga, bahkan mistik dan perdukunan kembali mendapat tempat di hati masyarakat dunia. Intinya, setan digambarkan sebagai tokoh yang baik, bahkan bisa diagungkan karena kehebatannya, dan bisa mengambil tempat dalam keberadaan manusia. Manusia digiring untuk berharap dan mencari jawaban kepada setan. Dengan demikian pengagungan terhadap setan telah mulai dilakukan secara terang-terangan. Demonisme yang biasa bekerja di belakang layar sekarang secara terang-terangan mengaktualisasikan dirinya di dalam dunia. Bisa ditebak bahwa keadaan ini mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia termasuk bidang teologi. Teologi Demonisme yang mengagungkan setan akan segera muncul entah dengan memakai sampul apa. Gereja Setan telah memulainya. Apa yang akan muncul kemudian? Biarlah waktu yang menjawabnya.
Sekarang, yang sangat penting untuk dijawab adalah apa yang dilakukan oleh orang percaya terhadap segala fenomena ini? Seharusnya, orang percaya harus semakin ekstra berhati-hati terhadap segala produk zaman ini. Kadangkala bingkainya yang terlihat begitu indah dan menawan padahal isinya adalah segala kejahatan dan membawa manusia untuk berpaling kepada setan. Strategi Iblis waktu menggoda manusia yakni membuat manusia meragukan Allah dan firman-Nya telah terbukti sebagai alat yang ampuh untuk menjatuhkan manusia dari zaman ke zaman. Hal inilah yang akan terus dipakaiNya. Jangan sampai anak-anak Tuhan tidak sadar sedang mengagungkan setan. Oleh karena itu, orang percaya juga harus belajar firman Allah dengan benar dan juga mengikuti berita pekembangan dunia dengan siaga. Semua ini banyak manfaatnya. Selain membuat orang percaya bisa mengenal Allah dengan benar, firman Allah juga satu-satunya senjata ampuh yang diberikan Allah untuk melawan kuasa kegelapan dan penyesatan. Firman Allah membuat orang percaya peka dengan zamannya, sedangkan berita tentang perkembangan dunia membuat orang percaya bisa menjawab dan bertindak dengan tepat. Keadaan zaman ini juga seharusnya membuat anak-anak Tuhan semakin bersandar kepada Tuhan. Ini sudah zaman akhir. Intensitas penyesatan, godaan dan penderitaan anak-anak Tuhan bukan semakin berkurang, melainkan semakin memuncak. Anak-anak Tuhan harus mendekatkan diri kepada Tuhan. Sambil menjaga diri sendiri agar tidak jatuh, anak-anak Tuhan juga harus saling mengingatkan. Lebih dari itu semua orang percaya masih terus diberi kesempatan untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah di tengah dunia, sekalipun ada penyesatan. Orang percaya harus tetap bersaksi bagi Tuhan.

Murni perenungan pribadi dalam UAS T. Kontemporer/
IV/VII/12 Desember 2013/STT SALEM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar