Kamis, 27 Maret 2014

Drama singkat dan sederhana: Akibat Eksploitasi


DI MANAKAH NURANIMU?

Adegan I
Narrator:  Di sebuah balai desa, penduduk sedang mendengarkan ceramah dari seorang pengusaha kaya yakni, Pak Billy, yang sedang menjelaskan visinya untuk membangun desa tersebut.
Pak Billy:   (Dengan gaya yang PD dan cara persuasi yang hebat) Saudara-saudara, proyek ini pasti berhasil. Saya tahu kita semua membutuhkan kehidupan yang lebih baik. Kita butuh uang yang banyak. Dan inilah caranya. Percayalah, kalau Bpk/Ibu menyerahkan tanah ini maka Bpk/Ibu tidak akan pernah menyesal. Pertama-tama, Bpk Ibu akan bisa mendapt uang yang besar untuk penjualan kayu-kayu hutan. Desa ini juga akan menjadi desa maju dengan mal-mal besar, gedung-gedung pencakar langit dan lapangan pekerjaan sudah tersedia bagi anak-cucu kalian. Tetapi, hanya satu pilihan untuk menyukseskan program ini. Serahkanlah tanah ini dengan sukarela. Setuju!!!??
Nampak warga manggut-manggut. Kemudian bubar.

Adegan II
Narrator: Esoknya di suatu petang, di pojok desa. Sebuah keluarga sederhana yakni Pak Sukir, Bu Sukir dan anak semata wayang mereka, Ina, masih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. (sambil pemeran masuk masuk).
Bu Sukir:    (beres-beres) Ina! Ina! Tolong panggil Papamu. Makan malam sudah siap. (sambil membawa talam dengan ubi/nasi, piring, gelas, air dan sendok di atasnya).
Ina:             (melongok keluar memanggil papanya yang masih asyik bekerja. Dia teriak karena Papanya agak jauh) Iya, Ma! Papa! Makan malam sudah siap! (Ina membawa sebuah gayung berisi air untuk mencuci tangan Papanya).
Pak Sukir:   (mengakhiri pekerjaannya, membereskan alat-alatnya, dia berjalan menuju rumah sambil memanggul pacul. Lalu, dia mencuci tangannya yang telah disodorkan oleh Ina. Mereka kemudian makan bersama)

Terjadilah dialog di antara mereka.

Bu Sukir:    Bagaimana, Pak? Apakah kita akan menyerahkan tanah kita? Sepertinya perkataan pengusaha itu ada baiknya (sambil memasukkan makanan ke mulutnya).
Pak Sukir:   (menghela napas panjang dan dengan suara berat mengandung kemarahan) Itu sangat tidak mungkin, Ma. Saya tahu apa maksud mereka. Mereka ingin mengeruk keuntungan yang sebanyak-banyak bahkan hendak memeras kita. Desa ini akan jadi apa kelak tanpa hutan dan sawah yang dikaruniakan Tuhan. Dan mereka ingin menghancurkan itu. Anak-cucu kita akan menjadi budak perusahaan pengeruk keuntungan di tanah mereka sendiri.
Ina:             Jadi, Papa tidak akan menyerahkan tanah kita? (dengan cara bicara yang lugu)
Pak Sukir:   Tidak akan pernah, Nak.
Narrator: Malam semakin gelap. Setiap insan kembali ke peraduannya, tak terkecuali keluarga Pak Sukir. Tapi, kejadian malam itu, jauh lebih gelap dari segalanya.

Adegan III
Keluarga Pak Sukir nampak tertidur pulas.

Narrator     : Tiba-tiba...!!!

Muncullah warga desa yang sedang berlari sambil berteriak histeris, meraung-raung, dan berteriak, “Kebakaran!!! Kebakaran!!! Toloooooooooong!!!” Di sana nampak Pak Billy membantu warga, mengarahkan mereka untuk keluar dari desa tersebut. Pak Sukir dan Bu Sukir pun terbangun dan langsung berlari. Sedangkan Ina masih tertidur dan menjadi korban kebakaran malam itu.

Pembakar hutan 1: (mendatangi Pak Billy dengan ekspresi senang) Hahaha. Kami berhasil membakar hutan itu, Pak. Penduduk yang bodoh ini sudah meninggalkan desa ini dengan segala kekayaannya. Hahaha...
Pembakar hutan 2: Strategi Bapak sangat jitu. Bapak akan mendapatkan tanah ini dengan gratis.
Pak Billy:   Hahaha. Kalian akan mendapat bagian yang sepatutnya. Percayalah.

Tidak jauh dari situ, nampaklah warga yang dirundung kesedihan yang amat dalam karena kejadian itu. Bahkan, Ina pun menjadi korban dan meninggal. Keluarga dan penduduk bertangis-tangisan....

Narrator: Saudara-saudara, masih banyak orang di dunia ini yang menjadi budak harta. Mereka menutup mata dan mendiamkan nurani demi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan jalan pintas. Mereka memboroskan dan ingin menghabiskan lebih banyak pada masa kini tanpa memikirkan generasi berikutnya. Mereka menunjukkan diri mereka sebagai orang lalim yang ingin merebut kebahagiaan orang dan senang ketika nyawa orang lain melayang. Kami berharap kita tidak demikian, Saudara-saudara. Dimanakah nuranimu!!!?? Dimanakah nuranimu!!!??

Pemeran
Narrator
Pak Billy
Pak Sukir
Ibu Sukir
Ina
Pembakar hutan
Pembakar hutan
Warga desa

Senin, 24 Maret 2014

KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA KALI: WAHYU 22:12-13


         Kitab wahyu dituliskan sebagai penghiburan bagi orang-orang percaya. Janji akan kedatangan yang kedua kali pada ayat ini merupakan hiburan tersendiri bagi setiap orang percaya. Janji ini adalah sukacita dan kebahagiaan bagi orang percaya, tetapi kegentaran dan penyesalan bagi orang tidak percaya.
Tuhan berkata bahwa Ia akan datang segera dan memberi pahala kepada setiap orang menurut perbuatannya. Upah yang dimaksud tidak terkait dengan kalkulasi penghitungan perbuatan baik atau jahat ataupun mengenai konsep harta di sorga. Setiap upah yang Allah berikan didasarkan pada anugerah, bukan jasa. Keselamatan adalah murni anugerah yang tidak selayaknya diperoleh.
Hal yang menarik lainnya adalah karena Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Ini menunjukkan kekekalan-Nya. Dia juga menempatkan diri setara dengan Allah melalui identifikasi yang sama. Ia setara dalam kuasa dan wewenang. Ini juga menjadi jaminan bahwa wahyu yang disampaikan ini bukanlah main-main belaka, tetapi benar karena disampaikan oleh Allah yang kekal dan Mahakuasa.

AKHIR ZAMAN MENURUT AGAMA-AGAMA LAIN

Agama suku Murba mengajarkan bahwa di luar dunia manusia ini ada dunia orang mati, yaitu tempat para orang yang telah mati. Kematian berarti perpindahan dari dunia yang satu masuk ke dunia yang lain. Agama Hindu dan Budha juga mengajarkan tentang dunia lain tujuan manusia yakni kembali kepada Brahman atau masuk Nirwana. Kedua agama ini mengajarkan bahwa dunia manusia berganti-ganti, dari baik hingga pada akhirnya jahat. Pada akhir dunia yang jahat, Kalki, yaitu penitisan dewa Wisnu, akan membaharui dunia lagi. Sedangkan menurut agama Islam, perjalanan dunia akan diakhiri dengan sorga yang menjadi tempat orang beriman dan neraka bagi yang tidak beriman.

KEBANGKITAN ORANG MATI


   A.    Doktrin Kebangkitan dalam Sejarah
Sejarah mencatat kontroversi mengenai kebangkitan orang mati. Di zaman Tuhan Yesus, orang Farisi mempercayainya, orang Saduki tidak. Orang Atena dan sebagian orang Korintus serta Gnostik menolak perkara ini. Bapak-bapak Gereja percaya akan kebangkitan orang mati meskipun tidak seragam mengenai bentuk tubuh yang dibangkitkan. Para teolog pada zaman reformasi pada umumnya setuju bahwa tubuh kebangkitan sama dengan tubuh yang sekarang dan terjadinya dalam peristiwa tunggal, berbeda dengan premilenialis. Di bawah pengaruh rasionalisme dan perkembangan science, liberalisme modern menyangkal kebangkitan orang mati.
          B.   Penjelasan Alkitab tentang Kebangkitan
1.      Dalam Perjanjian Lama
Catatan Perjanjian Lama tentang kepercayaan akan kebangkitan orang mati terdapat dalam Ayb 19:25-27, Yes. 26:19, Dan. 12:2 dan Yeh. 37:1-14. Ayat-ayat lain yang merujuk pada kebangkitan orang mati terdapat dalam Kel. 3:6 (bnd. Mat. 22-29-32), Ibr. 11:10, 13-16, 19; dan Mzm. 49:15; 73:24, 25; Ams. 23:14.
2.      Dalam Perjanjian Baru
Tuhan Yesus dengan tegas menunjukkan bahwa kebangkitan sudah dimengerti sejak Perjanjian Lama dan  mengajarkannya dalam Yoh. 5:25-29; 6:39, 40, 44-54; 11:24,25; 14:3; 17:24. Ayat-ayat lainnya terdapat dalam 1 Tes. 4:13-16; 2 Kor. 5:1-10; Why. 20:4-6 dan 20:13.
c            C.  Natur dari Kebangkitan
1.      Kebangkitan adalah karya dari Allah Tritunggal (Mat. 22:29; 2 Kor. 1:9), karya Allah Putra (Yoh. 5:21, 25, 28, 29; 6:38-40,44,54; 1 Tes. 4:16), karya Roh Kudus (Rm. 8:11).
2.    Kebangkitan ini adalah kebangkitan secara fisik atau jasmani. Tubuh yang dibangkitkan adalah tubuh yang sama dengan tubuh yang sekarang, tetapi mengalami perubahan (transformasi) yakni dikubur / “ditabur” dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan.
3.      Kebangkitan ini terjadi atas orang benar maupun orang durhaka (Dan. 2:2; Yoh. 5:28,29; Kis. 24:15; Why. 20:13-15). Orang benar, berbeda dengan orang durhaka, mendapat kebahagiaan dari kebangkitan.
4. Kebangkitan ini tidak seimbang bagi orang adil dan orang tidak adil. Orang yang memiliki hubungan yang hidup dengan Kristus bangkit untuk mendapat satu hidup yang sempurna, sedangkan bagi orang durhaka kebangkitan adalah pelaksanaan hukuman mati (Yoh. 5:28, 29)     
          D. Waktu Kebangkitan
Bagi orang premilenialis kebangkitan orang kudus dan orang durhaka tidak bersamaan. Kebangkitan orang kudus akan terpisah seribu tahun dari kebangkitan orang durhaka dan ada dua hingga tiga kali kebangkitan. Sedangkan menurut Alkitab, kebangkitan orang mati terjadi bersamaan dengan parousia, dengan pengungkapan hari Tuhan, dan dengan akhir zaman, serta akan mendahului penghakiman terkahir (Dan. 12:2; Yoh. 5:28,29; Kis. 24:25; Why. 20:13-15). Jadi, kebangkitan adalah peristiwa tunggal.
Kesimpulan
Kebangkitan orang mati adalah sesuatu yang benar. Umat Tuhan yang percaya akan dibangkitkan serupa dengan kebangkitan Kristus yakni dibangkitkan dalam kemuliaan.



Sumber:
Louis Berkhof, Teologi Sistematika, vol. 6: Doktrin Akhir Zaman, (Surabaya: Momentum, 2010), hlm. 115-128

KERAJAAN SERIBU TAHUN


           Istilah millenium  berasal dari bahasa Latin mille dan  annus, yang berarti seribu tahun. Doktrin ini mengemukakan bahwa Kristus akan memerintah sebuah kerajaan di bumi selama seribu tahun dan secara tidak langsung dinyatakan bahwa Kristus akan datang kembali sebelum masa itu. (Perlu diketahui bahwa buku ini percaya adanya kerajaan seribu tahun dan menganut paham pra-milenialisme.) Akan tiba saatnya Hari Tuhan di mana kerajaan Allah akan mengganti semua kerjaan di bumi dengan kerajaan yang baru. Yesuslah yang akan menjadi rajanya dan akan memerintah bersma-sama dengan orang-orang kudus.
Adapun sifat kerajaan seribu tahun, yakni:

  1. Kristus akan hadir dan memerintah seluruh bumi. Kerajaan-Nya penuh dengan damai dan kebenaran.
  2. Gereja bahkan orang-orang saleh Perjanjian Lama ikut memerintah bersama Kristus di atas bumi. Hal ini tetap diperhitungkan sebagai tanggung jawab pribadi.
  3.  Israel bertobat dan dibaharui, lalu mereka akan menginjili bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
  4. Akan ada umat Allah yang bersatu dan ibadah yang tunggal bangsa-bangsa.
  5. Iblis dan antek-anteknya akan  diikat dan dimasukkan ke dalam jurang maut selama seribu tahun sehingga godaan untuk berbuat dosa akan sangat berkurang.
  6. Seluruh alam dan sistemnya akan dibaharui.
  7. Keadaan umum masa itu juga penuh dengan sukacita dan kebahagiaan yang luar biasa. Ada penyembuhan [jasmani], pengenalan akan Tuhan yang begitu dalam, pemulihan relasi antara manusia dan relasi manusia dengan alam

Puisi: AKU HIDUP DI TENGAH

Aku hidup di tengah negara

Yang dipenuhi para koruptor segala bidang
Lalu tersenyum lebar di depan kamera
Menutupi dosanya

Aku hidup di tengah pendidikan
Di mana para pendidik malas-malasan
Dengan dalih memberi kesempatan
Kepada siswa untuk menemukan semua jawaban

Aku hidup di tengah agama
Yang kaku dan penuh upacara
Sebagai sampul untuk kemunafikan
Tak mengajarkan tentang keselamatan jiwa

Aku hidup di tengah teman-teman
Yang suka ngakak dan berbagi ceria
Meskipun dengan kata makian
Bahkan ocehan yang merendahkan

Aku hidup
Di tengah acara TV
Yang asyik, heboh dan seru
Namun kosong tak bermakna

Aku hidup di tengah dilema
Jika aku bergeser
Aku akan sama dengan mereka
Namun jika aku hidup di tengah
Aku dibatasi empat tembok yang menutupi
Pemandanganku atas dunia

Tapi, biar saja
Aku akan menutup mata dan
Melipat tangan
Sebuah permohonan kunaikkan
Tuhan, tunjukkanlah kasih dan adil-Mu
Di tengah dunia

Niat Sabda S. Zega/26 Des. 2013

Minggu, 23 Maret 2014

Puisi: TUHAN BERIKAN KITA CINTA


Sabda and Anie
Tuhan, kami tahu bahwa
Hanya  dengan mencintai Engkau kami bisa saling mencintai
Karena Engkaulah sumber cinta

Hanya dengan mengutamakan Engkau
Kami bisa saling memperhatikan
Karena Engkau pun selalu menganggap kami special

Hanya dengan berjalan menurut ketetapan-Mu 
kami akan tetap setia
Karena Engkau pun selalu menepati janji

Hanya dengan percaya kepada-Mu
Kami akan menikmati suka dan duka
Karena Engkaulah sumber kekuatan kami

Hanya dengan melayani Engkau…
Menikmati Engkau…
Memuliakan Engkau…

Tuhan, kami tahu bahwa
Kami tidak bisa memunculkan cinta dari diri kami sendiri
Terima kasih karena kami telah mendapatkannya dari-Mu
Jadilah kehendak-Mu.

Oleh: Niat Sabda S. Zega

PERAN SUAMI ISTRI BERDASARKAN EKSPOSISI KEJADIAN 2:15-18

PENDAHULUAN
Apa indahnya hidup berumah tangga tanpa Tuhan? Mungkin terasa indah ketika mengejar harta, kedudukan, prestasi, bahkan kenikmatan pernikahan itu sendiri. Tetapi inilah kesia-siaan dan kehampaan. Pada masa kini banyak orang mengabaikan tugas dan tanggung jawab mereka di hadapan Allah. Rumah tangga yang selalu mencari dan melibatkan Tuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang langka kalau tak mau dibilang tidak ada. Ironisnya, kenyataan ini juga terdapat dalam rumah tangga orang-orang Kristen. Harus diakui bahwa dosa telah meresap masuk dan merusak manusia sehingga mereka lupa akan maksud Tuhan menciptakan mereka dalam peran masing-masing. Faktanya, banyak pasangan suami istri seringkali menjalani hubungan dengan mengabaikan atau bahkan buta akan peran mereka di hadapan Allah.
Menemukan kembali peran suami istri sesuai dengan maksud dan kehendak Tuhan menjadi sesuatu yang penting. Itu sebabnya penulis bergumul dan membahas pokok ini. Tiada tujuan lain selain agar pasangan suami istri mengetahui peran mereka masing-masing dan dapat menjalani hubungan sebagaimana yang dikehendaki Allah. Biarlah pasangan suami istri bisa menikmati hubungan itu di dalam Allah karena: “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan” (Pkh. 4:9-12).
      
      PERAN SUAMI ISTRI DALAM KELUARGA
Ketika Allah menciptakan pria dan wanita, Dia memiliki maksud-maksud tertentu. Maksud-maksud Allah tersebut kemudian ditaruh dalam diri manusia menjadi peranan. Sehingga setiap pria dan wanita memiliki peran prinsipil sendiri-sendiri. Itu berarti, peran prinsipil pria dan wanita dalam hubungan suami istri adalah ketetapan Allah sendiri.
1.      Peran Suami
Tuhan Allah yang Mahabaik tahu yang terbaik bagi manusia. Maka Dia menempatkan manusia – Adam sendiri tanpa Hawa – dalam taman Eden. Taman Eden adalah sebuah taman yang sama dengan gambaran sorga. Di taman Eden, manusia berada di hadirat Allah dan dapat menikmati persekutuan dengan Tuhan. Keadaan ini menjadi kerinduan orang-orang percaya dan akan didapatkan kembali di sorga kelak. Sementara itu mereka masih bisa menikmatinya di bumi meskipun belum sempurna.
Di taman Eden, Allah menyampaikan maksud-Nya kepada Adam (pria) yang masih sendirian. Ayat 15 berbunyi: “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” Dalam bahasa Ibrani ayat ini berbunyi demikian:
: וּלְשָׁמְרָהּ לְעָבְדָהּ עֵדֶן-בְגַן וַיַּנִּחֵהוּ הָאָדָם-אֶת אֱלֹהִים יְהוָה וַיִּקַּח
And the LORD God took the man, and put him into the garden of Eden to dress it and to keep it.  
Dalam ayat ini, peran pria adalah “mengusahakan dan memelihara taman itu.” Namun terjemahan ini sebenarnya kurang tepat. The Expositor’s Bible Commentary mencatat bahwa:
… a more suitable translation of the Hebrew le’obdah ulesomrah would be “to worship and to obey” (Cassuto). Man is put  in the garden to worship God and to obey Him. Man’s life in the garden was to be characterized by worship and obedience; he was a priest, not merely a worker and keeper of the garden.[1]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran seorang suami di hadirat Allah yakni to worship and to obey God (beribadah dan menaati Allah). Pria, dalam hal ini suami adalah seorang imam dalam keluarga yakni membawa dirinya dan keluarga untuk terus memiliki persekutuan dengan Allah dalam ibadah dan ketaatan kepada-Nya.
2.      Peran Istri
Hal yang menarik adalah perempuan diciptakan setelah penetapan peran pria. Peran istri terlihat dalam ayat 18 yang berbunyi demikian: “TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Dalam bahasa Ibrani tertulis:
כְּנֶגְדּוֹ ,עֵזֶר לּוֹ –אֶעֱשֶׂה ;לְבַדּוֹ הָאָדָם הֱיוֹת טוֹב-לֹא ,אֱלֹהִים יְהוָה וַיֹּאמֶר יח
And the LORD God said: ‘It is not good that the man should be alone; I will make him a help meet for him.
Rupanya, Allah yang baik mengetahui apa yang baik buat seorang pria. Secara tidak langsung dapat diduga bahwa pria itu lemah dalam melaksanakan perannya sebagai imam. Oleh karena itu, Tuhan menyediakan penolong baginya untuk melaksanakan perannya. Itu berarti, perempuan diciptakan oleh Allah dengan peran menolong suaminya untuk terus bersekutu dengan Allah dalam ibadah dan ketaatan di hadirat Allah. The Expositor’s Bible Commentary juga mencatat:
The expression כְּנֶגְדּוֹ ,עֵזֶר (ezer kenegdo) has the general sense of “a suitable helper.” The specific sense of these terms should be drawn from the immediate context. That the woman (wife) is a “helper” (‘ezer) is to be understood from the “commission” given to man in both 1:28 (“Be fruitful and increase in number”) and 2:15 (“for worship and obedience”; …). The implication of the narrative is that in both of these areas of life, the family and worship, man stands in need of the woman’s help. It is not good that he should be alone.
      
      PENUTUP
Allah menciptakan pria di hadirat-Nya agar bisa bersekutu dalam ibadah dan menaati-Nya. Lalu, Allah menciptakan wanita disamping pria untuk menjadi penolong baginya dalam melaksanakan peran itu. Inilah peran wanita. Kendati dosa telah merusak peran ini namun penebusan Kristus menjadi panggilan agar kembali melaksanakan peran yang sudah dicanangkan Allah tersebut. Inilah peran suami-istri di hadapan hadirat Tuhan yakni mereka harus bahu-membahu untuk melayani Allah, beribadah dan menaati-Nya senantiasa. Hanya dengan kembali pada peran ini, rumah tangga mengalami kepenuhan di dalam berkat-berkat Allah.

Thanks for reading. God bless all. Niat Sabda Seprianus Zega/STT SALEM 





Daftar Pustaka
Gaebelein, Frank E. The Expositor’s Bible Commentary vol. 2. Michigan: The Zondervan Corporation. 1990
Harris, Robert Laird, etc. Theological Wordbook of the Old Testament. Chicago: Moody Press. 1980
Owens, John Joseph. Analytical Key to the Old Testament. Grand Rapids: Baker Books. 1994



[1]Frank E. Gaebelein, The Expositor’s Bible Commentary vol. 2, (Michigan: The Zondervan Corporation, 1990), 45
[2]Ibid. 48

KE MANA ARAH PERKEMBANGAN TEOLOGI ZAMAN SEKARANG INI?


Teologi yang lalu lalang dari zaman ke zaman secara sederhana sebenarnya adalah pergolakan antara Teisme, Demonisme dan Humanisme. Teisme adalah paham tentang Allah, Demonisme adalah paham tentang Iblis yang biasanya menyusup secara tidak kelihatan dan Humanisme adalah paham tentang manusia.
Teisme sebagai teologi yang berada di garis utama dan tetap, mengakui Allah yang benar, Allah yang sejati, yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, terus bekerja dalam providensi-Nya di dalam dunia. Allah yang dimaksud dikenal di dalam diri Anak-Nya Yesus Kristus, yang mengambil rupa manusia dan telah menyelamatkan manusia dari dosa melalui kematian dan kebangkitan-Nya yang memberi jaminan keselamatan kepada orang yang percaya kepada-Nya. Ketika Dia naik ke sorga, Dia menjanjikan Penghibur dan Penolong orang percaya yang akan memeteraikan mereka umat kepunyaan-Nya.
Teisme di atas dapat disebut sebagai Teisme yang sejati. Itu berarti keberadaan Teisme yang sejati diiringi atau kadang diganggu oleh Teisme yang palsu. Teisme yang palsu adalah Teisme yang seolah-olah meninggikan allah yang sesungguhnya bukan Allah, lahir dari kebodohan manusia untuk mencari Allah dan merupakan bukti di mana wahyu umum tidak bisa memberi jawab yang memuaskan akibat kejatuhan manusia dalam dosa. Hal ini kelihatan dalam agama-agama dunia tradisional. Teisme yang demikian sejatinya bukan Teisme melainkan Demonisme. Sebab segala paham yang tidak memuliakan Allah pasti berasal dari si Setan. Maka Teisme palsu ini pun ditunggangi olehnya meskipun tidak kelihatan sebagai pemeran utama.
Sedangkan Humanisme adalah segala daya upaya manusia untuk meninggikan diri dengan cara menyingkirkan Allah secara sengaja dan mengambil posisi Allah. Manusia ingin mandiri dan menjadi pengambil keputusan hidupnya dalam usahanya untuk memuaskan dirinya dengan kesenangan. Perdebatan teologi terjadi hanya karena Humanisme mengobok-obok Teisme yang sejati. Humanisme memakai sumber-sumber dari luar – dari luar Teisme -        untuk menyerang atau kalau dirasa Teisme teramat kuat maka mereka hanya berusaha membelokkan atau mengaburkan paham-paham tentang Allah tersebut. Sebut saja di antara Teologi Humanistik yakni Teori Evolusi, Ateis, Kritik Tinggi terhadap Alkitab yang telah memunculkan banyak teologi yang aneh-aneh, Arminianisme, Teologi Sukses, dan segudang nama-nama lainnya yang pada intinya menggugat kedaulatan dan posisi Allah lalu ingin menonjolkan eksitensi dan aktualisasi diri manusia. Namun, sadar atau tidak sadar teologi ini juga sama dengan Demonisme. Setan telah menyamar dan menyusupkan pengaruhnya untuk menarik manusia kepadanya dan menjauhkannya dari Allah. Sekali lagi Humanisme dengan Teologi Humanistiknya ditunggangi oleh Setan meskipun tidak kelihatan sebagai pemeran utama.
Teisme yang sejati telah dikenal di Taman Firdaus oleh Adam dan Hawa, tetapi menjadi kabur oleh karena kejatuhan manusia dalam dosa. Namun Allah telah menyatakan diri-Nya melalui hamba-hamba-Nya, mulai dari Nuh, Bapa-bapa leluhur Israel, Nabi Musa, dan nabi-nabi lain-Nya yang mencapai puncak-Nya di dalam diri Yesus Kristus. “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia" (Yoh. 14:7). Itulah yang terus dipegang dan diberitakan oleh umat yang percaya hingga kini. Sedangkan Teisme yang palsu juga telah ada di tengah-tengah dunia karena kejatuhan manusia dalam dosa. Dia nyata dalam ribuan agama-agama dunia yang menyembah allah yang bukan Allah. Sedangkan Humanisme dimulai sejak manusia jatuh dalam dosa. Sejak itu manusia dengan segala kecenderungannya memberontak kepada Allah dan mau menyingkirkan Allah. Humanisme pun telah berhasil menyatakan diri dalam satu zaman kronologi waktu manusia dan memakai jubah rasionalisme dan mencapai klimaks di dalam postmodernisme. Lalu dimanakah Demonisme?
Demonisme adalah segala daya upaya Iblis untuk meninggikan diri dan mengambil posisi Allah secara langsung. Hal ini telah menyebabkan dia menjadi yang terkutuk dan ditetapkan dalam siksaan yang kekal. Namun sebelum itu dia masih memiliki kesempatan untuk berkeliaran. Dia mempergunakan kesempatan itu untuk menyesatkan bangsa-bangsa dan membawa mereka kepadanya. Pekerjaan itu telah dia mulai dalam taman Firdaus dan akan terus dilakukannya sampai akhir zaman. Ambisinya adalah menjauhkan manusia dari Allah dan menjadikan mereka sebagai pengikutnya sekalipun di dalam neraka yang kekal. Namun, seperti uraian terdahulu dia seringkali bekerja di balik layar dan tersembunyi. Sama seperti dia bekerja di taman Firdaus demikian pula dia bekerja secara samar dalam menyesatkan manusia. Dia berada di belakang layar Teisme palsu dan Humanisme dengan Teologi humanistik itu. Apakah dia akan terus bekerja dengan cara tersembunyi seperti itu?
Sesuatu yang menggemparkan dunia sebenarnya sedang terjadi. Lihatlah fenomena dunia yang sedang terjadi. Hal-hal yang berkaitan dengan simbol-simbol dan sesuatu yang menggambarkan setan dulu sangat ditakuti atau malah dijauhi. Sekarang hal ini malah mengundang peminat yang sangat banyak. Misalnya zombie dikenal sebagai mayat hidup yang digambarkan dengan pakaian dan tubuh yang seram dan menjijikkan. Namun, gaya ala zombie malah mendapat tempat di hati masyarakat dunia. Dibentuklah geng atau kelompok pecinta zombie. Malah ada yang menikah dengan tema acara zombie. Hal yang sama terlihat dalam film Twiliht Saga, kisah romantis antar vampir yang mempunyai ribuan penggemar di seluruh dunia khususnya anak remaja. Film animasi atau kartun dengan tokoh-tokoh yang bermata satu yang sebenarnya merupakan simbol satanik kadangkala digambarkan sebagai super hero. Bahkan televisi tidak segan-segan menghadirkan tayangan ramalan nasib manusia. Perhelatan piala dunia tidak luput dari berita tentang ramalan tersebut. Belum lagi film horor dan komedi horor, sulap, hipnotis, yoga, bahkan mistik dan perdukunan kembali mendapat tempat di hati masyarakat dunia. Intinya, setan digambarkan sebagai tokoh yang baik, bahkan bisa diagungkan karena kehebatannya, dan bisa mengambil tempat dalam keberadaan manusia. Manusia digiring untuk berharap dan mencari jawaban kepada setan. Dengan demikian pengagungan terhadap setan telah mulai dilakukan secara terang-terangan. Demonisme yang biasa bekerja di belakang layar sekarang secara terang-terangan mengaktualisasikan dirinya di dalam dunia. Bisa ditebak bahwa keadaan ini mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia termasuk bidang teologi. Teologi Demonisme yang mengagungkan setan akan segera muncul entah dengan memakai sampul apa. Gereja Setan telah memulainya. Apa yang akan muncul kemudian? Biarlah waktu yang menjawabnya.
Sekarang, yang sangat penting untuk dijawab adalah apa yang dilakukan oleh orang percaya terhadap segala fenomena ini? Seharusnya, orang percaya harus semakin ekstra berhati-hati terhadap segala produk zaman ini. Kadangkala bingkainya yang terlihat begitu indah dan menawan padahal isinya adalah segala kejahatan dan membawa manusia untuk berpaling kepada setan. Strategi Iblis waktu menggoda manusia yakni membuat manusia meragukan Allah dan firman-Nya telah terbukti sebagai alat yang ampuh untuk menjatuhkan manusia dari zaman ke zaman. Hal inilah yang akan terus dipakaiNya. Jangan sampai anak-anak Tuhan tidak sadar sedang mengagungkan setan. Oleh karena itu, orang percaya juga harus belajar firman Allah dengan benar dan juga mengikuti berita pekembangan dunia dengan siaga. Semua ini banyak manfaatnya. Selain membuat orang percaya bisa mengenal Allah dengan benar, firman Allah juga satu-satunya senjata ampuh yang diberikan Allah untuk melawan kuasa kegelapan dan penyesatan. Firman Allah membuat orang percaya peka dengan zamannya, sedangkan berita tentang perkembangan dunia membuat orang percaya bisa menjawab dan bertindak dengan tepat. Keadaan zaman ini juga seharusnya membuat anak-anak Tuhan semakin bersandar kepada Tuhan. Ini sudah zaman akhir. Intensitas penyesatan, godaan dan penderitaan anak-anak Tuhan bukan semakin berkurang, melainkan semakin memuncak. Anak-anak Tuhan harus mendekatkan diri kepada Tuhan. Sambil menjaga diri sendiri agar tidak jatuh, anak-anak Tuhan juga harus saling mengingatkan. Lebih dari itu semua orang percaya masih terus diberi kesempatan untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah di tengah dunia, sekalipun ada penyesatan. Orang percaya harus tetap bersaksi bagi Tuhan.

Murni perenungan pribadi dalam UAS T. Kontemporer/
IV/VII/12 Desember 2013/STT SALEM